![Zulhas: Indonesia Hadapi Dua Masalah Pangan yang Mendesak](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/Zulhas-Indonesia-Hadapi-Dua-Masalah-Pangan-yang-Mendesak.webp.webp)
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkapkan bahwa Indonesia tengah menghadapi dua permasalahan pangan yang sangat signifikan. Dalam kunjungannya di Surabaya, Zulhas menekankan pentingnya penanganan terhadap kekurangan bahan pangan serta mengurangi sampah makanan, masalah yang semakin meresahkan di negeri ini.
Pertama, Zulhas menyampaikan bahwa kekurangan pangan merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan populasi yang terus meningkat, keberadaan bahan pangan yang mencukupi sangatlah penting. Dalam hal ini, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan untuk melakukan langkah-langkah menuju swasembada pangan. "Swasembada pangan untuk mengatasi masalah kekurangan pangan di Indonesia. Untuk mencapai tujuannya, pemerintah akan memaksimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang ada dan membuka lahan baru," jelas Zulhas.
Strategi pemerintah untuk mencapai swasembada pangan mencakup beberapa langkah kunci, antara lain:
Optimalisasi Lahan Pertanian: Pemanfaatan lahan yang sudah ada secara efisien agar produksi pangan meningkat.
Pembukaan Lahan Baru: Meneliti dan mencari lahan yang belum dimanfaatkan untuk ditanami dengan komoditas pangan.
- Peningkatan Produksi Pangan: Meningkatkan produksi berbagai sumber karbohidrat seperti beras dan jagung serta protein lainnya.
Zulhas menekankan pentingnya ketahanan pangan agar tidak hanya sekadar menghasilkan, tetapi juga memastikan distribusi yang efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Permasalahan kedua yang tidak kalah penting adalah jumlah sampah makanan yang dihasilkan oleh Indonesia. Menurut Zulhas, Indonesia kini menjadi negara kedua di dunia dengan jumlah sampah makanan terbanyak. Sampah makanan tersebut diperkirakan menyumbang sekitar 20% dari total limbah yang ada. "Ini adalah fenomena yang harus segera diatasi karena berkontribusi besar terhadap isu lingkungan dan ketahanan pangan,” kata Zulhas.
Untuk menanggulangi masalah sampah makanan, Zulhas mengapresiasi peran lembaga swadaya masyarakat (LSM) seperti Garda Pangan. Dia menyatakan bahwa Garda Pangan memiliki program penyelamatan makanan berlebih yang dapat mencegah pemborosan makanan. Zulhas mengimbau pengusaha makanan dan restoran agar bekerja sama dengan Garda Pangan untuk menyalurkan makanan berlebih kepada mereka yang membutuhkan, sehingga membantu masyarakat dan mengurangi sampah pangan secara bersamaan.
Langkah-langkah konkret untuk mengatasi kedua permasalahan ini dinilai sangat penting. Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam mengurangi pemborosan dengan lebih bijaksana dalam mengelola konsumsi mereka.
Zulhas optimis bahwa dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, serta sektor swasta, dua tantangan besar yang dihadapi Indonesia di bidang pangan ini dapat diatasi dengan baik. Keterlibatan semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan serta mengurangi dampak negatif dari sampah makanan terhadap lingkungan.
Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang sinergis, Zulhas berharap Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu dekat dan pada saat yang sama, mengurangi jumlah sampah makanan yang dihasilkan. Keberhasilan program-program ini diharapkan akan menjadi tiang penyangga bagi keberlanjutan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat.