Sebanyak 35 gardu listrik di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, berhasil dioperasikan kembali setelah mengalami gangguan akibat banjir yang melanda kawasan tersebut. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan informasi bahwa pemulihan ini dilakukan setelah upaya kerja keras yang dilakukan oleh petugas PLN bersama sejumlah pihak terkait selama tiga hari berturut-turut.
Manager PLN UP3 Kupang, Saut Pardomuan Pandjaitan, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah Kupang dan sekitarnya pada pekan lalu. Hujan tersebut menyebabkan tiang-tiang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) roboh, yang berakibat pada terputusnya pasokan listrik ke masyarakat. "Cuaca ekstrem ini menyebabkan banjir bandang yang berdampak pada robohnya tiang-tiang JTM yang menyalurkan listrik ke berbagai daerah, khususnya di jalur Lintas Utara Amfoang pada 31 Januari," ungkap Saut.
Untuk memulihkan pasokan listrik, langkah-langkah yang dilakukan oleh PLN mencakup:
-
Pencarian Titik Kerusakan: Petugas PLN segera melakukan identifikasi lokasi-lokasi yang terdampak banjir dan kerusakan pada infrastruktur kelistrikan.
-
Perbaikan Jaringan: Tim teknis berdasarkan data yang diperoleh segera melakukan perbaikan pada gardu-gardu yang terdampak, sekaligus mengganti tiang JTM yang roboh.
-
Koordinasi dengan Instansi Terkait: PLN juga melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan semua proses pemulihan berjalan lancar dan aman.
- Kepatuhan Terhadap Protokol Keselamatan: Dalam seluruh aktivitas pemulihan, keselamatan kerja menjadi prioritas utama, di mana PLN berkomitmen untuk mematuhi prosedur keselamatan agar tidak terjadi kecelakaan kerja.
Dengan dinyalakannya kembali 35 gardu tersebut, pelanggan yang sebelumnya mengalami pemutusan aliran listrik kini mulai merasakan kembali pasokan listrik ke rumah mereka. Saut menegaskan, PLN bertekad untuk terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran distribusi listrik serta kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Lebih jauh, Saut menjelaskan bahwa PLN berusaha untuk meningkatkan kesiapan infrastruktur kelistrikan. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan teknologi modern untuk meminimalkan dampak bencana alam. PLN ingin memastikan pasokan listrik tetap terjaga demi kenyamanan seluruh pelanggan, terutama di wilayah NTT yang rentan terhadap cuaca ekstrem.
Banjir yang melanda Kabupaten Kupang juga berdampak pada sektor pertanian, di mana sekitar 250 hektare lahan persawahan tergenang air, serta menutupi akses ke tiga jembatan utama yang menghubungkan sejumlah kecamatan, termasuk Amfoang Barat Daya, Amfoang Utara, dan Amfoang Timur. Kejadian ini tentunya menambah beban bagi masyarakat yang bergantung pada hasil pertanian sebagai sumber penghasilan.
PLN terus mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi tersengat listrik, terutama di musim hujan yang dapat meningkatkan risiko genangan air. Dalam situasi seperti ini, kewaspadaan sangat penting agar tidak terjadi kebakaran atau kecelakaan akibat kelistrikan.
Melalui langkah-langkah yang diambil dan komitmen PLN untuk memperkuat infrastruktur kelistrikan, diharapkan masyarakat Kabupaten Kupang dapat merasa aman dan nyaman dalam menjalani aktivitas sehari-hari, sekaligus tetap mendapatkan pasokan listrik yang stabil meskipun di tengah tantangan cuaca ekstrem.