4 Masjid Ikonik: Sentuhan Teknologi yang Mengagumkan di Baliknya

Digitalisasi telah menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pembangunan tempat ibadah. PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sebagai salah satu BUMN Konstruksi terkemuka di Indonesia, telah membangun dan merenovasi empat masjid ikonik yang mencerminkan perpaduan antara tradisi dan teknologi modern. Dengan fokus pada kenyamanan dan keberlanjutan, proyek tersebut menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat mengubah wajah arsitektur keagamaan di Tanah Air.

Keempat masjid yang dimaksud adalah Masjid Baiturrahman Aceh, Masjid Istiqlal Jakarta, Masjid Baiturrahman Semarang, dan Masjid Sheikh Zayed Solo. Renovasi yang dilakukan tidak hanya mempercantik tampilan masjid, tetapi juga meningkatkan fungsionalitas dan kapasitas jemaah. Berikut adalah rincian mengenai masjid-masjid yang telah di modernisasi:

  1. Masjid Baiturrahman Aceh

    • Dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia, Masjid Baiturrahman didirikan pada tahun 1612. Setelah mengalami kerusakan akibat tsunami pada tahun 2004, masjid ini direnovasi dan kini memiliki tampilan yang mirip dengan Masjid Nabawi di Madinah.
    • Renovasi mencakup pemasangan 12 payung raksasa dan penambahan halaman yang kini dapat menampung hingga 24.405 jemaah, jauh lebih banyak dari kapasitas sebelumnya yang hanya 9.000.
  2. Masjid Istiqlal Jakarta

    • Masjid ini telah menjadi salah satu landmark di Jakarta dan menjadi saksi banyak peristiwa kenegaraan sejak dibangun pada tahun 1961. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 2021, yang memanfaatkan landskap luas di sekitar masjid untuk mengembangkan fasilitas pusat perbelanjaan dan kuliner yang diinisiasi oleh UMKM.
    • Penataan tata ruang ini tidak hanya meningkatkan estetika, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi sekitar.
  3. Masjid Baiturrahman Semarang

    • Terletak di Alun-alun Kota Semarang, masjid ini telah direnovasi dengan sistem Building Automation System (BAS). Sistem ini mengintegrasikan pengaturan udara, pencahayaan khusus, serta sistem kontrol mekanis, listrik, dan perpipaan (MEP).
    • Mengusung konsep bangunan hijau, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah tetapi juga sebagai salah satu mahakarya arsitektur yang ramah lingkungan.
  4. Masjid Sheikh Zayed Solo
    • Didirikan sebagai hibah dari Uni Emirat Arab, masjid ini menjadi miniatur dari Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi. Karpet masjid ini bahkan dihiasi dengan ukiran Batik Kawung yang merupakan khas Solo, memberikan nuansa lokal yang kuat.
    • Dengan kapasitas menampung 10.000 jemaah, masjid ini menawarkan fasilitas modern di balik desain tradisional.

Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menegaskan bahwa dalam setiap proyek, penting untuk mempertahankan nilai sejarah dan identitas bangunan. "Kami selalu mempertimbangkan latar belakang historis saat merenovasi masjid, agar bentuk aslinya tetap terjaga," ungkapnya. Ia juga menjelaskan bahwa inovasi ramah lingkungan seperti penggunaan teknologi green building sangat diperhatikan dalam setiap aspek pembangunan.

Transformasi digital di bidang konstruksi, termasuk penggunaan teknologi seperti Core System ERP SAP S/4 HANA dan Building Information Modelling (BIM), memungkinkan pengelolaan proyek yang lebih efisien. Inovasi seperti penggunaan sistem kecerdasan buatan (AI) melalui WISENS (Waskita Intelligent Sensing System) dalam beberapa proyek membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan.

Dengan perpaduan antara arsitektur yang megah dan teknologi modern, masjid-masjid ini tidak hanya menjadi tempat beribadah tetapi juga simbol kemajuan dan keberlanjutan. Keberadaan fasilitas yang lebih baik diharapkan dapat menarik lebih banyak jemaah dan menjadi pusat kegiatan masyarakat. Melalui upaya ini, Waskita Karya tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menciptakan ruang yang lebih berdaya guna dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya.

Exit mobile version