Apple, perusahaan teknologi terkemuka di dunia, tengah menghadapi tantangan dalam mempertahankan posisinya di pasar yang kompetitif. Sejak awal 2024, Apple berupaya untuk menjelajahi berbagai kategori produk baru guna mencari sumber pendapatan alternatif. Namun, usaha tersebut tampaknya belum membuahkan hasil yang signifikan. Dari proyek mobil yang dibatalkan hingga peluncuran Apple Vision Pro, perusahaan yang bermarkas di Cupertino ini berjuang untuk menemukan inovasi besar berikutnya yang bisa mengembalikan kejayaan mereka.
Mark Gurman, seorang analis industri dan pengamat Apple, menyoroti bahwa meski Apple masih dapat bertahan dengan produk-produk lamanya, mereka tidak dapat terus mengandalkan itu untuk waktu yang lama. “iPhone dan aksesori Apple menjadi bagian utama dari pendapatan tahunan perusahaan. Namun, untuk tetap sebagai salah satu raja smartphone dunia, Apple harus berinovasi,” ungkap Gurman.
Memang, selama bertahun-tahun terakhir, Apple gagal menghadirkan inovasi yang dapat menarik perhatian konsumen dengan cara yang sama seperti saat era kepemimpinan Steve Jobs. Pendiri Apple yang meninggal pada 2011 itu dikenal luas karena pendekatan uniknya dalam menciptakan produk yang tidak hanya sekadar perangkat keras, tetapi juga menghadirkan pengalaman konsumen yang mengesankan.
Setelah kepergian Jony Ive, desainer utama yang turut membentuk wajah Apple dengan produk-produk ikoniknya, banyak produk Apple tampak mengalami stagnasi. Produk terkini, meskipun masih memiliki teknologi canggih, terasa kehilangan "sentuhan" yang membuatnya istimewa. Mengutip Gurman, "Orang-orang kecewa dengan Apple Intelligence dan smarthub untuk rumah pintar yang akan datang, yang keduanya terdengar biasa-biasa saja."
Dalam konteks ini, berikut adalah beberapa alasan mengapa Apple sangat membutuhkan sosok pemimpin visioner yang baru, mirip dengan Steve Jobs:
-
Inovasi yang Hilang: Apple mesti kembali ke jalur inovasi. Setelah era Jobs, perusahaan ini tampak kehilangan arah dalam menghadirkan produk-produk yang memiliki dampak revolusioner. Produk-produk baru sejak saat itu terkesan kurang menggugah semangat seperti iPhone pertama.
-
Koneksi Emosional dengan Konsumen: Steve Jobs mampu membangun koneksi yang kuat dengan konsumen. Saat ini, banyak pengguna merasa terputus dari Apple. Produk terbaru, seperti Apple Vision Pro, meskipun secara teknis luar biasa, tidak berhasil menarik pengguna secara emosional.
-
Menciptakan Pengalaman Konsumen yang Berbeda: Di bawah kepemimpinan Jobs, Apple tidak hanya menjual produk, tetapi juga menawarkan pengalaman. Keterlibatan konsumen dalam pengembangan produk sangat penting untuk membangun loyalitas, yang terlihat mulai memudar saat ini.
-
Pertahanan terhadap Kompetisi: Dalam dunia teknologi yang terus berubah, Apple membutuhkan inovasi untuk bersaing dengan rival-rivalnya yang semakin agresif, termasuk Samsung dan Google. Kehadiran seorang pemimpin inovatif dapat membantu Apple memposisikan diri secara strategis dan mempertahankan pangsa pasar.
- Strategi Desain yang Berbeda: Perubahan di sektor desain produk menjadi sangat penting. Inovasi desain yang mengedepankan keunikan dan fungsionalitas dapat menarik minat konsumen yang lebih luas dan menangkap perhatian pasar luar biasa.
Gurman menambahkan, "Sekarang yang dibutuhkan Apple adalah ‘Steve Jobs yang lain’, seorang inovator yang dapat kembali membangkitkan semangat dan daya tarik yang dulunya dimiliki perusahaan ini.” Pada akhirnya, Apple harus beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan keinginan konsumen yang terus berubah, untuk memastikan masa depan yang cerah dan berkelanjutan bagi perusahaan tersebut.