Bak Film Armageddon: Asteroid Bennu Diprediksi Hantam Bumi 157 Tahun Lagi!

JAKARTA – Astronom saat ini mencemaskan potensi tumbukan asteroid Bennu dengan Bumi yang diprediksi akan terjadi dalam waktu 157 tahun mendatang, tepatnya pada September 2182. Peluang terjadinya peristiwa tersebut diperkirakan sekitar 1 banding 2.700 atau setara dengan 0,037%, sebuah angka yang meskipun terkesan kecil, tetap memicu perhatian serius dari komunitas ilmiah. Jika prediksi ini terpenuhi, dampak yang ditimbulkan bisa berakibat global dan sangat merusak.

Asteroid yang memiliki diameter sekitar 500 meter ini bukanlah ukuran terbesar di dalam katalog asteroid, namun potensi kerusakan yang dihasilkannya bisa lebih mengkhawatirkan daripada yang mungkin dipikirkan. Peneliti mencatat bahwa meski Bennu jauh lebih kecil dibandingkan asteroid yang menewaskan dinosaurus, yang diperkirakan memiliki diameter sekitar 10 kilometer, peristiwa tumbukan tetap dapat memicu kondisi yang merusak bagi kehidupan di Bumi.

Dari penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances, para peneliti telah menciptakan model untuk memahami efek yang mungkin terjadi setelah tumbukan Bennu dengan Bumi. Berikut adalah beberapa temuan kunci dari penelitian tersebut:

  1. Gangguan Iklim: Tumbukan ini dapat mengakibatkan perubahan dramatis dalam iklim dan ekosistem. Awalnya, tumbukan akan menghasilkan gelombang kejut, gempa bumi, dan menyemburkan sejumlah besar material ke atmosfer Bumi. Hal ini dapat menyebabkan bencana jangka panjang dengan efek yang bertahan hingga bertahun-tahun setelah tumbukan.

  2. Musim Dingin Global: Salah satu efek paling signifikan yang diperkirakan adalah terjadinya "musim dingin dampak". Dalam skenario dengan 400 juta ton debu yang dilepaskan ke atmosfer, suhu global dapat turun hingga 4 derajat Celsius. Pengurangan sinar matahari ini kemungkinan akan mengurangi curah hujan hingga 15%, yang selanjutnya dapat menipiskan lapisan ozon hingga 32%.

  3. Pengaruh pada Rantai Makanan: Dengan kondisi iklim yang terganggu, fotosintesis di ekosistem darat dan laut bisa berkurang sebanyak 20-30%, yang dapat mengganggu ketahanan pangan global. Hal ini diperparah oleh fakta bahwa tumbukan bakal menyebabkan penurunan produktivitas primer, yang diantisipasi menciptakan krisis rantai makanan di sejumlah daerah.

  4. Perbandingan dengan Peristiwa Sejarah: Penelitian menunjukkan bahwa dampak dari peristiwa semacam ini mirip dengan efektivitas gradasi yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi besar, seperti super-erupsi Gunung Toba di Sumatra yang terjadi 74.000 tahun lalu. Penurunan dramatis dalam fotosintesis yang diakibatkan oleh letusan tersebut menunjukkan betapa seriusnya dampak yang dapat dihasilkan dari tumbukan asteroid berukuran sedang.

Dr. Lan Dai, penulis utama studi dan peneliti postdoctoral di IBS Center for Climate Physics, mengungkapkan bahwa nenek moyang manusia purba berpotensi telah mengalami peristiwa tumbukan serupa yang memberi dampak pada evolusi manusia dan susunan genetik. Masyarakat modern, bagaimanapun, tidak pernah mengalami dampak langsung dari asteroid, menjadikan risko ini semakin penting untuk diantisipasi.

Meskipun prediksi tumbukan Bennu masih jauh di masa depan, studi ini menunjukkan pentingnya pemantauan asteroids dan persiapan menghadapi potensi bencana. Penelitian ini berhasil mengingatkan kita akan kerentanan planet kita terhadap ancaman luar angkasa, dan betapa pentingnya kolaborasi internasional dalam memahami dan mengurangi risiko peristiwa yang bisa terjadi di masa depan. Upaya yang dilakukan kini akan menjadi landasan penting untuk safety manusia dan kualitas lingkungan hidup di masa mendatang.

Exit mobile version