PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp55,8 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini meningkat 1,31% dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp55,1 triliun. Pencapaian ini menunjukkan efektivitas strategi Bank Mandiri dalam melakukan ekspansi berbasis digital, meningkatkan efisiensi operasional, serta diversifikasi sumber pendapatan yang semakin kuat.
Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri, dalam konferensi pers virtual mengungkapkan pentingnya innovasi dan nilai tambah dalam layanan kepada nasabah. Ia menekankan, "Kami terus mengembangkan solusi layanan yang lebih inovatif untuk memastikan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan secara jangka panjang."
Hingga akhir tahun 2024, realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp1.670,55 triliun, naik 19,5% secara year on year (YoY). Pertumbuhan kredit ini didorong oleh segmen-segmen utama, di mana kredit wholesale tetap menjadi pendorong utama penyaluran kredit. Selain itu, Darmawan menambahkan bahwa pertumbuhan kredit dan tabungan Bank Mandiri tersebar merata di berbagai daerah di Indonesia sebagai komitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Berikut adalah beberapa poin utama dari kinerja Bank Mandiri sepanjang 2024:
- Laba Bersih: Laba bersih Bank Mandiri mencapai Rp55,8 triliun, tumbuh 1,31% dari tahun sebelumnya.
- Realisasi Kredit: Bank Mandiri meraih realisasi kredit Rp1.670,55 triliun, meningkat 19,5% YoY.
- Rasio Kredit Bermasalah (NPL): Kualitas kredit tetap terjaga dengan NPL terendah di level 0,97%, turun 5 basis poin dari tahun sebelumnya.
- Segmen Korporasi: Penyaluran kredit di segmen korporasi tumbuh 25,5% YoY, mencapai Rp913,3 triliun.
- UMKM: Kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh 6% YoY menjadi Rp135 triliun.
- Fee-Based Income: Pendapatan non-bunga mencapai Rp42,32 triliun, tumbuh 4,12% YoY, didorong oleh peningkatan transaksi perbankan digital.
Darmawan juga menjelaskan bahwa strategi ekspansi kredit tetap fokus pada sektor-sektor strategis, seperti pertanian, energi, telekomunikasi, dan industri makanan serta minuman, yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. "Kami terus berupaya mengoptimalkan potensi di sektor wholesale untuk menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang memerlukan akses permodalan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Bank Mandiri menekankan pentingnya peningkatan kualitas aset. Dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi kredit dan manajemen risiko, posisi rasio pencadangan Bank Mandiri berada di level 304% pada akhir tahun 2024. Hal ini menunjukkan komitmen Bank Mandiri dalam menjaga keberlanjutan bisnis yang sehat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Dalam upaya menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis, Bank Mandiri juga mengoptimalkan pertumbuhan pendapatan berbasis komisi. Pendapatan non-bunga menunjukkan tren positif dengan kontribusi dari berbagai layanan, termasuk layanan treasury, trade finance, serta jasa pengelolaan dana dan investasi yang semakin meningkat.
Dengan strategi yang berfokus pada inovasi dan keberlanjutan, Bank Mandiri menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan. Pencapaian tersebut menegaskan posisi Bank Mandiri sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia dan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pelayanan perbankan yang berorientasi pada nasabah.