Bank Rusia Ingin Kolaborasi dengan China Gara-Gara DeepSeek!

Bank terkemuka Rusia, Sberbank, sedang bersiap untuk menjalin kolaborasi dengan peneliti asal China dalam proyek pengembangan kecerdasan buatan (AI). Langkah ini diambil setelah munculnya teknologi baru dari DeepSeek, sebuah perusahaan rintisan yang berbasis di Hangzhou, yang dapat mengubah paradigma pasar dengan menghasilkan model AI berbiaya rendah. Hal ini dapat menjadi tantangan serius bagi pemain dominan di pasar seperti Nvidia dari Amerika Serikat.

DeepSeek telah mencuri perhatian investor global dengan model AI yang lebih murah, memicu spekulasi bahwa inovasi ini akan menggeser kekuatan yang selama ini dipegang oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar di AS. Dalam wawancara dengan Reuters pada 6 Februari 2025, Wakil CEO Sberbank, Alexander Vedyakhin, mengungkapkan niat bank untuk memanfaatkan keahlian ilmuwan yang ada di perusahaan untuk melakukan penelitian bersama dengan rekan-rekan dari China.

Vedyakhin tidak menyebutkan rincian tentang bagaimana kolaborasi ini akan dilaksanakan, namun menyatakan bahwa hubungan antara Rusia dan China terus berkembang dalam berbagai isu internasional, termasuk AI dan aplikasi militer. “Tingkat kerja sama ilmiah antara negara-negara kita dapat diperkuat melalui kolaborasi antara para ilmuwan kita,” ujarnya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menginstruksikan Sberbank untuk menjalin kerja sama lebih erat dengan China dan negara-negara BRICS lainnya. Instruksi ini datang di tengah sanksi Barat yang menciptakan tantangan bagi Rusia dalam mengembangkan kapasitas komputasi domestik dan mencari alternatif untuk tetap bersaing dalam perlombaan AI.

Sberbank telah memantau model-model yang dikembangkan oleh DeepSeek, dan Vedyakhin menilai bahwa keberhasilan mereka sejalan dengan strategi Sberbank untuk mencari solusi yang lebih efisien tanpa perlu mengeluarkan miliaran dolar untuk membangun infrastruktur komputasi yang besar, seperti proyek Stargate yang pernah diumumkan oleh Donald Trump. “DeepSeek telah membuktikan bahwa kualitas yang setara dengan model-model Amerika dapat dicapai meski dengan kemampuan yang terbatas,” tuturnya.

Fokus pada efisiensi biaya menjadi penting bagi Sberbank, terutama dalam konteks di mana negara tersebut terus berupaya mengatasi dampak dari sanksi. Dalam konteks ini, DeepSeek terlihat lebih transparan dibandingkan dengan teknologi AI dari OpenAI di AS. “Keberhasilan DeepSeek sebagian besar disebabkan oleh transparansinya, yang kontras dengan kerahasiaan OpenAI. Hal ini telah menarik perhatian komunitas yang besar,” tambah Vedyakhin.

Sberbank optimis bahwa kolaborasi ini dapat memperkuat posisi Rusia dalam pengembangan AI, di saat banyak negara berusaha untuk berinovasi dan mencari solusi yang lebih murah. Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia dan China memang telah menekuni kerja sama dalam teknologi yang lebih strategis, terutama dalam merespons kebijakan teknologi yang ketat dari negara-negara barat.

Tindakan Rusia untuk memperkuat kerjasama dengan China dalam AI mencerminkan trend yang lebih besar di mana negara-negara yang berhadapan dengan sanksi dan pembatasan teknologi dari Barat mencari sinergi satu sama lain. Dengan kegigihan dalam inovasi dan kolaborasi ilmiah, kedua negara ini bertekad untuk membangun fondasi teknologi yang dapat bersaing di tingkat global.

Dari perspektif pasar, penting untuk memperhatikan bagaimana kolaborasi antara Sberbank dan peneliti China ini akan mempengaruhi landscape industri AI yang semakin kompetitif. Dengan banyaknya investasi dan perhatian yang kini tertuju kepada model-model seperti DeepSeek, akan menarik untuk melihat apakah model berbiaya rendah ini akan benar-benar dapat menggulingkan dominasi perusahaan-perusahaan teknologi kelas dunia di AS, serta bagaimana Rusia dan China akan menavigasi kolaborasi ini untuk mencapai tujuan strategis mereka di bidang AI.

Exit mobile version