Chief Executive Officer (CEO) Philip Morris International (PMI), Jacek Olczak, mengungkapkan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia yang berhasil menciptakan iklim investasi yang kondusif. Dalam sebuah kesempatan, Olczak menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam rantai pasokan global dan menjadi salah satu tujuan investasi jangka panjang bagi PMI. Hal ini juga dinyatakan dalam konteks dukungan yang diberikan oleh PMI terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Sejak tahun 2005, PMI telah melakukan investasi lebih dari US$6,4 miliar di Indonesia. Investasi tersebut mencakup kemitraan dengan lebih dari 22.000 petani tembakau dan cengkih, serta dukungan terhadap lebih dari 347.000 UMKM. PMI juga mengalokasikan investasi sebesar US$330 juta untuk mengembangkan produk tembakau bebas asap di Indonesia. Olczak menyatakan, “Investasi ini merupakan bukti kepercayaan PMI terhadap Indonesia. Saya juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas upaya konsisten dalam menciptakan iklim investasi kondusif bagi pelaku usaha dan mempromosikan stabilitas ekonomi yang menjamin kesejahteraan rakyat.”
Dalam acara yang dihadiri lebih dari 1.000 pelaku UMKM, yang merupakan binaan PT HM Sampoerna Tbk., Olczak menekankan pentingnya partisipasi PMI dalam mendukung pemerintah dalam mengembangkan UMKM Indonesia. Dukungan PMI kepada UMKM dianggap vital, mengingat peran mereka dalam memicu pertumbuhan ekonomi. Penegasan ini selaras dengan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, yang juga menyampaikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang diambil untuk membantu UMKM.
Airlangga menjelaskan bahwa pertumbuhan Sampoerna Retail Community (SRC)—sebuah jaringan retail tradisional—telah mencapai 250.000 toko, melampaui jumlah retail modern yang sekitar 80.000. “Beberapa tahun lalu, jumlah SRC lebih kecil dibandingkan retail modern. Namun, saat ini SRC berhasil mengejar omzet yang sudah mencapai Rp236 triliun per tahun,” ujarnya. Pertumbuhan SRC menunjukkan bahwa UMKM memiliki potensi besar dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Digitalisasi menjadi salah satu faktor kunci dalam peningkatan produktivitas UMKM. Banyak pelaku usaha kini memanfaatkan sistem pembayaran non-tunai, yang semakin mempermudah transaksi dan akses pasar. Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI juga berperan dalam mendukung pengembangan bisnis UMKM. Airlangga menambahkan, “Kami ingin mendorong mitra produksi SRC agar dapat berkembang lebih jauh, dan mendorong kerjasama SETC dengan Kartu Prakerja untuk melatih lebih banyak pengusaha UMKM.”
Dalam rangka mendukung UMKM lebih jauh, dilakukan juga penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT SRC Indonesia Sembilan dengan sejumlah perusahaan BUMN termasuk Perum BULOG, BRI, PT Pos Indonesia, dan Telkomsel. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat akses pasar, logistik, serta dukungan keuangan bagi pengusaha kecil dan menengah. “Sinergi antara pemerintah, perusahaan BUMN, dan sektor swasta sangat penting untuk mewujudkan efisiensi dan ketepatan sasaran program-program pemerintah yang memberdayakan UMKM,” tutur Ivan Cahyadi, Presiden Direktur Sampoerna.
Berkaca pada data yang ada, kemitraan antara PMI dan UMKM seperti ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan, terutama dalam konteks kontribusi sektor ini terhadap perekonomian Indonesia. Inisiatif-inisiatif ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi pelaku UMKM dan menciptakan lapangan kerja baru yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih luas.
Dengan upaya yang terus dilakukan oleh semua pihak, visi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dapat tercapai. Pemangku kepentingan dari pemerintah, sektor swasta, dan pelaku usaha akan terus berkolaborasi demi menciptakan lingkungan bisnis yang lebih baik, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Seiring dengan komitmen PMI dan dukungan pemerintah, masa depan UMKM di Indonesia tampak semakin cerah.