Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam upaya meningkatkan daya saing dan kelas usaha. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa UMKM yang lebih baik akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung BJ Habibie, Jakarta, pada 31 Januari 2025, Wakil Ketua Umum Kadin, Rifda Ammarina, menyampaikan pentingnya riset dan teknologi terapan dalam mendukung UMKM.
Rifda menjelaskan bahwa kebutuhan UMKM tidak hanya terfokus pada teknologi, tetapi juga mencakup sistem yang mampu mempermudah kinerja serta mempercepat kemajuan mereka. Ia menyatakan bahwa dengan adanya sistem yang terstruktur, UMKM dapat memperoleh akses pendanaan dan pembinaan yang lebih efektif, baik dari segi produktivitas maupun integritas. Dalam hal ini, salah satu hal yang diungkapkan oleh Rifda adalah pentingnya pengembangan basis data yang dapat dimanfaatkan untuk promosi dan pemasaran produk UMKM.
“Dengan adanya sistem basis data yang baik, pelaku usaha dan pembeli dapat dengan mudah dipertemukan. Basis data tersebut harus memberikan informasi yang jelas mengenai kualifikasi, kualitas, dan kurasi produk-produk yang ditawarkan,” ucap Rifda.
Sementara itu, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menjelaskan bahwa BRIN memiliki beberapa skema untuk mempertemukan riset dengan kebutuhan dunia usaha. Salah satu skema yang diterapkan adalah sistem maklon, di mana mitra industri dapat berperan sebagai operator infrastruktur riset yang dibutuhkan oleh industri. “Dengan sistem ini, kelompok UMKM dapat mengelola infrastruktur riset dan juga menampung aspirasi industri terkait riset yang mereka perlukan,” lanjut Handoko.
BRIN sudah menerapkan sistem maklon dengan baik, salah satu contohnya adalah dalam bidang pengalengan makanan. Teknologi yang awalnya merupakan hasil riset BRIN ini kini telah didorong untuk berkembang melalui kerjasama dengan operator alat, yang telah berkontribusi pada munculnya industri gudeg kaleng yang berkembang pesat. Banyak UMKM yang kini telah mampu mengelola alat pengalengan sendiri, berkat dukungan dari BRIN.
Dalam upaya mendukung perkembangan skema tersebut, Handoko juga menambahkan bahwa BRIN memiliki pusat-pusat kajian ekonomi dan sosial yang berfungsi untuk membantu pengembangan instrumen baru dalam perbankan dan sektor-sektor lain. Pusat Riset Ekonomi di BRIN, misalnya, memiliki peran penting dalam memfasilitasi penelitian terkait kebijakan fiskal yang baru dan riset sosial yang dapat memberikan wawasan tentang perilaku masyarakat.
Dalam investasi riset dan penerapan teknologi, BRIN optimis bahwa keberadaan UMKM yang semakin tangguh akan berkontribusi pada perekonomian yang lebih berkelanjutan di Indonesia. Kolaborasi antara Kadin dan BRIN diharapkan menjadi langkah strategis dalam memperkuat ekosistem UMKM melalui pendekatan berbasis riset.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar yang semakin berubah, penting bagi UMKM untuk terus beradaptasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Kadin dan BRIN memiliki peran sentral dalam menciptakan sistem yang mendukung kemajuan UMKM, menjadikan mereka lebih kompetitif di kancah global, serta memperkuat posisi ekonomi Indonesia di masa depan. Dengan kolaborasi yang sinergis ini, harapan untuk melihat UMKM yang naik kelas menjadi semakin nyata.