CEO Samsung Minta Maaf atas Kinerja Kurang Optimal dan AI

CEO Samsung Han Jong-hee meminta maaf kepada para pemegang saham dan investor atas kinerja perusahaan yang dinilai kurang optimal. Dalam pernyataan resminya, Han mengakui bahwa Samsung telah gagal memanfaatkan momentum pertumbuhan yang dijanjikan oleh kecerdasan buatan (AI) di industri semikonduktor, yang mampu memberikan keuntungan besar bagi pesaing-pesaingnya.

Rapat yang diadakan pada Rabu (19/3/2025) ini menyusul turunnya nilai saham Samsung yang mencapai hampir sepertiga dalam setahun terakhir, membuat harga sahamnya mencapai titik terendah dalam empat tahun pada bulan November. Meskipun dalam beberapa waktu terakhir saham mereguk sedikit keuntungan berkat pengumuman rencana pembelian kembali saham senilai 10 triliun won ($7,2 miliar), Han mengakui bahwa perusahaan masih belum dapat bersaing dengan baik, terutama dalam sektor chip memori canggih.

Berikut beberapa poin penting terkait permintaan maaf dan rencana kedepan Samsung:

  1. Permintaan Maaf Terbuka: Dalam pernyataannya, Han menyatakan, “Saya dengan tulus meminta maaf atas kinerja saham baru-baru ini yang tidak memenuhi harapan. Perusahaan kami gagal menanggapi pasar semikonduktor AI yang berkembang pesat."

  2. Kebutuhan untuk Mencari Pertumbuhan Anorganik: Samsung Electronics berencana untuk mengejar pertumbuhan melalui merger dan akuisisi (M&A). Hal ini dilakukan guna meningkatkan kinerja yang telah tertinggal dibandingkan kompetitor di sektor semikonduktor.

  3. Rencana Kinerja Berbasis Saham: Untuk meningkatkan keterlibatan karyawan sekaligus memperbaiki harga saham, Han mengungkapkan bahwa perusahaan tengah mempertimbangkan untuk memperluas skema kinerja berbasis saham bagi eksekutif.

  4. Tantangan Eksternal: Samsung menghadapi berbagai tantangan, termasuk situasi di pasar utama dan ketidakpastian yang diakibatkan oleh kebijakan ekonomi negara-negara besar, terutama pembatasan AS terhadap ekspor chip canggih ke China. China telah menjadi pasar penting bagi Samsung berkat tingginya permintaan chip.

  5. Kesulitan dan Harapan: Samsung tengah bekerja melalui berbagai kesulitan terkait regulasi yang menghambat proses M&A di sektor semikonduktor. Han bertekad untuk menghasilkan dampak positif dalam tahun ini meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi.

  6. Penurun Kinerja dalam Sektor Semikonduktor: Dalam rapat internal, manajemen mengakui bahwa mereka telah kehilangan pijakan dalam beberapa segmen bisnis, terutama di sektor semikonduktor, di mana mereka ketinggalan dari pesaing seperti SK Hynix dalam produksi chip memori pita lebar (HBM), yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti Nvidia.

Kinerja Samsung yang loyo di sektor semikonduktor mencerminkan betapa perusahaan ini tertinggal dari para pesaing yang adaptif terhadap perkembangan teknologi AI. Dengan persaingan yang semakin ketat, terutama dari perusahaan-perusahaan asing yang berhasil memenangkan hati pasar dengan inovasi baru dan teknologi yang lebih canggih, langkah-langkah strategis yang tertuang dalam rencana akuisisi dan perkembangan produk sangatlah penting.

Para pemegang saham menilai perlunya Samsung untuk mengambil langkah besar agar dapat mengembalikan daya saingnya di pasar global yang semakin kompetitif. Menghadapi tantangan regulasi dan mengikuti perkembangan teknologi terbaru menjadi kunci bagi Samsung untuk bangkit kembali dan meraih sukses di masa depan. Di tengah situasi ini, solusi kreatif dan responsif akan menentukan apakah Samsung dapat merebut kembali posisi terdepan di industri semikonduktor global.

Exit mobile version