Jakarta: Manchester City kembali harus menanggung kekecewaan usai mengalami kekalahan dari Real Madrid di leg pertama playoff babak 16 besar Liga Champions 2024/2025. Pertandingan yang digelar di Stadion Etihad pada Rabu dini hari WIB berakhir dengan skor 2-3, dan ini merupakan pengalaman pahit lainnya bagi tim yang dilatih oleh Pep Guardiola melawan klub asal Spanyol tersebut.
City memulai pertandingan dengan baik, menunjukkan dominasi lewat dua gol yang dicetak oleh Erling Haaland. Gol pertama Haaland tercipta pada menit ke-19, yang memberikan harapan bagi tuan rumah untuk meraih kemenangan. Namun, Madrid gantian mencetak gol penyama kedudukan melalui Kylian Mbappe, yang berhasil menjaringkan bola pada menit ke-60. Pertandingan menjadi semakin dramatis ketika Haaland kembali mencetak gol dari penalti pada menit ke-80, tetapi kembali Madrid menunjukkan ketangguhannya dengan mencetak gol kedua melalui Brahim Diaz.
Puncak ketegangan terjadi di menit-menit akhir laga saat Jude Bellingham berhasil mencetak gol penentu kemenangan untuk Madrid pada menit 90+2, setelah menerima umpan dari Vinicius Junior. Dengan gol tersebut, Madrid memperlihatkan kemampuan comeback yang telah menjadi ciri khas mereka di arena Liga Champions.
Sejumlah statistik menarik juga mengemuka dari pertandingan ini. Manchester City tercatat melawan 20 percobaan tembakan dari Madrid, di mana 8 di antaranya mengarah tepat sasaran. Meski City berusaha tampil total, pertahanan mereka mulai rapuh menjelang akhir pertandingan, yang berkontribusi pada kekalahan mereka.
Rekam jejak City melawan Madrid memang menunjukkan bahwa tim asal Inggris ini sering kali gagal mempertahankan keunggulan. Dalam konteks ini, City bukanlah satu-satunya tim yang mengalami hal serupa, karena Napoli dan Bayern Muenchen juga telah menjadi korban comeback Madrid sebanyak empat kali di fase knock-out Liga Champions sebelumnya.
Menanggapi kekalahan ini, Pep Guardiola mengaku bisa menerima hasil tersebut. “Madrid selalu tampil dalam performa terbaik setiap kali mereka berhadapan dengan kami. Saya memperkirakan mereka akan bermain seperti itu, dan itulah sebabnya saya tidak bisa marah kepada tim kami,” ungkap Guardiola dalam konferensi pers setelah pertandingan, seperti yang dilansir dari situs resmi UEFA.
Guardiola juga menambahkan, “Kami tahu kualitas lawan, tetapi menyakitkan rasanya ketika kemenangan yang sudah di depan mata lepas begitu saja.” Momen-momen kunci di akhir pertandingan menjadi pengingat betapa berbahayanya menghadapi Real Madrid, tim yang dikenal cukup sering bangkit dari keterpurukan.
Meski City gagal meraih hasil maksimal di leg pertama, Guardiola tetap optimis menjelang leg kedua yang akan berlangsung di Santiago Bernabeu pekan depan. Namun, absennya Rodri, gelandang kunci City yang sedang mengalami cedera, bisa menjadi tantangan tambahan bagi The Citizens untuk membalikkan keadaan.
Sebagai informasi, angka comeback Madrid di Liga Champions menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para penggemar sepak bola. Sejarah menunjukkan bahwa klub-klub besar lainnya pun mengalami kesulitan saat berhadapan dengan Los Blancos. Dengan komposisi pemain berkualitas dan pengalaman dalam kompetisi tersebut, Madrid mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada.
Keberhasilan Madrid dalam laga ini menciptakan harapan baru bagi mereka untuk melanjutkan langkah di Liga Champions, mengingat reputasi mereka sebagai salah satu tim terkuat di Eropa. Sementara itu, Manchester City harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan berat jika ingin melanjutkan perjalanan mereka di kompetisi ini. Setelah pengalaman pahit ini, leg kedua mendatang akan menjadi kesempatan emas bagi City untuk membuktikan kualitas mereka.