Daftar Negara Blokir DeepSeek AI: Penyebab dan Dampaknya

Sejumlah negara di dunia kini mengambil langkah tegas untuk memblokir atau membatasi penggunaan aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal Cina, DeepSeek. Langkah ini diambil menyusul berbagai kekhawatiran terkait privasi data, keamanan nasional, serta potensi sensor yang mungkin terjadi. DeepSeek, yang dirintis oleh Liang Wenfeng pada Juli 2023, telah menarik perhatian global berkat model AI terbarunya, DeepSeek-V3, yang diklaim mampu bersaing dengan model AI terkemuka lain seperti GPT-4o.

Berikut adalah daftar negara yang telah memblokir penggunaan DeepSeek dan alasan di balik keputusan tersebut:

  1. Korea Selatan
    Pemerintah Korea Selatan melarang sementara penggunaan DeepSeek AI di kementerian dan lembaga pemerintah. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kekhawatiran akan keamanan data dan potensi ancaman siber. Kementerian Industri Korea Selatan telah memberikan pemberitahuan resmi kepada lembaga-lembaga pemerintah untuk waspada terhadap penggunaan layanan AI generatif. Perusahaan-perusahaan besar di Korea Selatan, seperti Kakao Corp dan Naver, juga membatasi pemakaian DeepSeek untuk menjaga keamanan data internal.

  2. Amerika Serikat
    Di AS, pemerintah telah merencanakan sanksi berat bagi individu dan perusahaan yang tertangkap menggunakan atau berinvestasi dalam teknologi DeepSeek. Rancangan Undang-Undang Decoupling America’s Artificial Intelligence Capabilities from China Act of 2025 mengusulkan denda hingga USD 100 juta atau hukuman penjara hingga 20 tahun bagi pelanggar. Kebijakan ini bertujuan untuk membatasi hubungan AS dengan industri AI Cina, termasuk larangan penelitian dan kolaborasi teknologi.

  3. Italia
    Otoritas perlindungan data Italia, Garante, memutuskan untuk memblokir DeepSeek setelah perusahaan ini gagal memberikan informasi yang memadai mengenai penggunaan data pribadi pengguna. Garante menyatakan bahwa tanggapan DeepSeek tidak mencukupi, sehingga langkah pemblokiran dianggap diperlukan untuk melindungi privasi pengguna di negara tersebut.

  4. Prancis
    Regulator privasi Prancis, CNIL, juga mulai menyelidiki DeepSeek untuk mengevaluasi cara kerja sistem AI tersebut dan potensi risiko privasi. CNIL telah meminta klarifikasi dari DeepSeek mengenai pelaksanaan kebijakan pengelolaan data.

  5. India
    Menteri Keuangan India melarang penggunaan alat AI termasuk DeepSeek untuk keperluan resmi. Kebijakan ini diambil atas dasar kekhawatiran terhadap keamanan dan kerahasiaan data pemerintah, mengikuti tren serupa yang juga terlihat di Australia dan Italia.

  6. Taiwan
    Taiwan secara resmi melarang penggunaan DeepSeek di lembaga pemerintahnya. Kekhawatiran akan keamanan informasi dan potensi kebocoran data ke Cina menjadi alasan utama di balik larangan ini. Perdana Menteri Taiwan menegaskan bahwa langkah tersebut bertujuan untuk melindungi keamanan nasional di tengah ancaman yang terus ada.

  7. Australia
    Pemerintah Australia mengeluarkan larangan serupa terhadap penggunaan DeepSeek di perangkat pemerintah. Menteri Dalam Negeri Tony Burke menyatakan bahwa aplikasi ini menimbulkan risiko yang dapat membahayakan keamanan teknologi pemerintahan.

  8. Irlandia
    Komisi Perlindungan Data Irlandia berupaya mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai bagaimana DeepSeek memproses data pengguna di negara tersebut. Permintaan klarifikasi ini merupakan bagian dari pengawasan yang lebih ketat terhadap keamanan data.

Langkah-langkah yang diambil oleh negara-negara ini menunjukkan kekhawatiran mendalam terhadap potensi risiko yang ditimbulkan oleh aplikasi AI yang berasal dari Cina. Meskipun DeepSeek menawarkan inovasi dalam teknologi AI, berbagai akun pelanggaran privasi dan kekhawatiran akan keamanan menjadi faktor penentu dalam keputusan global untuk membatasi penggunaan aplikasi tersebut. Kejadian ini menyoroti pentingnya regulasi dalam pengembangan dan penerapan teknologi yang dapat memengaruhi privasi dan keamanan nasional di berbagai negara.

Exit mobile version