Starlink SpaceX Diduga Bikin Celaka, Pesawat Komersil Tercengang!

Jakarta, Podme.id – Keberadaan satelit-satelit yang diluncurkan secara massal, seperti Starlink milik SpaceX, memicu kekhawatiran baru dalam dunia penerbangan. Sebuah studi dari Universitas British Columbia, Kanada, menunjukkan bahwa risiko tabrakan antara pesawat komersial dan puing-puing luar angkasa semakin meningkat, terutama di area dengan kepadatan penerbangan yang tinggi.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa seiring pertumbuhan jumlah satelit dan roket yang beroperasi di orbit rendah Bumi, kemungkinan terjadinya cacat fisik pada pesawat akibat objek luar angkasa juga meningkat. Peneliti mencatat, potensi risiko ini tidak hanya berfokus pada peluncuran roket, tetapi juga pada prosedur masuk kembali yang tidak terkontrol, yang dapat mengarah pada konsekuensi fatal.

Dari data yang diamati, para peneliti menunjukkan bahwa area dengan kepadatan penerbangan tinggi, seperti sekitar bandara, menjadi lokasi paling rentan. Angka risiko ini bahkan melonjak sampai 26 persen di wilayah yang lebih sibuk, seperti di bagian timur laut Amerika Serikat, Eropa Utara, dan kawasan Asia-Pasifik yang ramai. "Meskipun kita memiliki teknologi untuk melacak puing-puing luar angkasa, kami khawatir tentang dampak yang tidak terkendali di kawasan padat," ungkap tim peneliti.

Beberapa poin penting yang menarik perhatian dalam penelitian ini mencakup:

  1. Kemungkinan Kolisi Meningkat: Dengan lebih dari 2.300 badan roket yang sudah berada di orbit rendah Bumi, risiko tabrakan pesawat dengan puing-puing luar angkasa meningkat secara signifikan, menciptakan tantangan besar bagi pengelolaan lalu lintas udara.

  2. Dampak Kecil dapat Menjadi Fatal: Fungsi aerodinamika objek sekecil satu gram yang jatuh dapat merusak kaca depan atau mesin pesawat. Kesulitan untuk menjamin keselamatan penumpang semakin meningkat.

  3. Penutupan Wilayah Udara: Peningkatan gangguan akibat puing-puing luar angkasa dapat menyebabkan beberapa wilayah udara harus ditutup, yang berujung pada kepadatan penerbangan di wilayah lain atau penundaan penerbangan.

  4. Tantangan bagi Otoritas Penerbangan: Otoritas penerbangan kini menghadapi dilema apakah akan menutup wilayah udara yang bisa berisiko atau tidak, sehingga dapat berdampak pada keselamatan serta ekonomi.

  5. Solusi yang Dapat Diterapkan: Peneliti merekomendasikan agar pemandu satelit di ruang angkasa berinvestasi dalam teknologi peluncuran yang dapat mengendalikan objek yang masuk kembali ke atmosfer dengan aman. Meskipun teknologi tersebut sudah ada, saat ini hanya sekitar 35 persen dari peluncuran yang memanfaatkan sistem itu.

Studi ini menunjukkan bahwa upaya meningkatkan keselamatan harus bersifat kolaboratif antara lembaga pemerintah dan perusahaan swasta. Investasi dalam teknologi dan prosedur yang lebih baik menjadi kunci untuk mencegah terjadinya bencana udara akibat puing-puing luar angkasa.

Satu hal yang patut dicatat adalah, meskipun seiring dengan pertumbuhan teknologi luar angkasa, tantangan keselamatan penerbangan akan terus diperhatikan oleh para peneliti dan pihak berwenang. Dengan meningkatnya aktivitas luar angkasa, risikonya tidak dapat dianggap sepele dan memerlukan perhatian serius demi keselamatan semua penguna layanan penerbangan.

Dalam beberapa tahun ke depan, dunia penerbangan mungkin perlu beradaptasi dengan ancaman baru ini, dan kolaborasi di antara berbagai sektor menjadi sangat penting. Seiring dengan lebih banyaknya peluncuran satelit, tantangan untuk menjaga keselamatan langit akan terus menjadi isu utama bagi seluruh dunia.

Exit mobile version