Datuk Maringgih dan Sitti Nurbaya, dua tokoh ikonis dari novel klasik karya Marah Rusli, kembali hadir di layar televisi dalam serial terbaru "Kasih Tak Sampai" yang telah direstorasi. Setelah melalui proses restorasi menggunakan teknologi Artificial Intelligence, serial yang diproduksi pada tahun 1991 ini akan tayang di TVRI mulai Jumat, 21 Maret, setiap pukul 20.00 hingga 21.00 WIB.
Serial "Kasih Tak Sampai" telah menjadi salah satu karya monumental yang diangkat dari novel legendaris yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1922. Novel ini menampilkan kisah cinta yang tragis antara Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri, di mana impian mereka untuk hidup bahagia terhalang oleh ambisi Datuk Maringgih, karakter antagonis yang menjadi penghalang utamanya. Penonton diajak untuk merasakan berbagai emosi yang muncul dari konflik antara cinta dan kepentingan pribadi.
Proses restorasi yang dilakukan oleh tim internal TVRI tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas visual, tetapi juga untuk memperkenalkan karya-karya klasik kepada generasi muda. Dalam pernyataannya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan, "Sitti Nurbaya bukan sekadar kisah cinta klasik, tetapi juga cerminan realitas sosial pada masanya. Upaya TVRI dalam merestorasi drama ini merupakan bentuk nyata pelestarian budaya yang harus terus didukung."
Berikut beberapa poin penting mengenai kembalinya "Kasih Tak Sampai" ke layar televisi:
-
Restorasi dengan Teknologi Modern: Proyek restorasi yang dimulai pada tahun 2023 ini bertujuan untuk menghasilkan kualitas gambar dan suara yang lebih tajam, sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini.
-
Karya Ikonis: Serial ini diakui sebagai salah satu karya sinematik pertama dan paling sukses yang diadaptasi dari novel Marah Rusli. Interpretasi tulisan oleh Asrul Sani memberikan warna tersendiri pada drama ini.
-
Artis Ternama: Beberapa aktor dan aktris ternama, seperti Novia Kolopaking dan Gusti Randa, berperan dalam serial ini, menjadikan pertunjukan ini semakin menggugah ikatan emosional penonton.
-
Dukungan dari Pejabat: Dukungan dari menteri dan direktur televisi menunjukkan pentingnya pelestarian karya budaya. Iman Brotoseno, Direktur Utama LPP TVRI, menekankan nilai penting dari aset audio visual yang dimiliki oleh lembaga tersebut.
- Strategi Pelestarian Budaya: Restorasi ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan kembali berbagai karya bersejarah lainnya kepada masyarakat, terutama generasi muda yang berpotensi kehilangan jejak sejarah.
Dengan tayangnya kembali "Kasih Tak Sampai," TVRI turut berkomitmen untuk menghadirkan kembali kejayaan sinema klasik Indonesia. Sitti Nurbaya tidak hanya menawarkan kisah cinta yang mendalam, tetapi juga merupakan representasi dari konflik sosial dan budaya pada masanya. Melalui serial ini, diharapkan para penonton dapat merasakan kembali nilai-nilai sejarah yang penting dan menyentuh.
Sitti Nurbaya dan Datuk Maringgih, meskipun merupakan karakter fiksi, tetap menyimpan relevansi yang kuat dalam masyarakat saat ini. Proyek restorasi ini merupakan peluang untuk refleksi mendalam mengenai cinta, pengorbanan, dan realitas sosial, sehingga penonton dapat merasakan relasi yang lebih dekat dengan ikatan cerita yang telah merajut kultur masyarakat Indonesia selama lebih dari satu abad.