Demokrat Pilih Legawa, Pemerintahan AS Selamat dari Penutupan!

Pemerintah Amerika Serikat berhasil menghindari penutupan yang dapat berpotensi mengganggu layanan publik setelah Partai Demokrat mengambil langkah mengejutkan dengan mendukung persetujuan RUU pendanaan yang didukung oleh Presiden Donald Trump. Keputusan ini diambil hampir bersamaan dengan tenggat waktu yang mengancam operasi pemerintahan, yang jatuh pada malam hari Jumat, 14 Maret 2025.

Drama tersebut muncul di tengah perdebatan yang mendalam di antara anggota kongres, terutama terkait pemotongan anggaran yang diusulkan oleh Presiden Trump. Namun, pada akhirnya, Kongres memilih untuk menyetujui RUU yang akan mengamankan pendanaan pemerintah hingga September 2025. RUU ini pada awalnya disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan kemudian mendapat lampu hijau dari Senat, yang didominasi oleh Partai Republik.

Beberapa anggota Senat, seperti Senator Ted Cruz, mengecam keputusan Demokrat yang dianggap menciptakan ketidakstabilan politik. Dalam komentarnya, Cruz mengatakan, “Dengan cara khas mereka, Senat Demokrat terlibat dalam sandiwara politik untuk menunda hal yang tidak terelakkan dan menimbulkan ketidakstabilan.” Ia menegaskan bahwa rakyat Amerika telah memilih untuk perubahan di bawah kepemimpinan Trump dan Partai Republik.

Meskipun ada desakan dari basis pendukung mereka untuk menolak kebijakan Trump, pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer, mendukung RUU tersebut dengan mengejutkan. Sebanyak 10 senator Demokrat lainnya pun mengikuti langkah Schumer, memilih untuk tidak terjebak dalam konfrontasi yang dapat menyebabkan penutupan pemerintah, yang akan berdampak buruk bagi banyak warga AS.

Keputusan ini menjadi kemenangan signifikan bagi Donald Trump, yang berhasil menekan oposisi internal di Partai Republik. Salah satu isu utama dalam perdebatan adalah keberadaan Departemen Efisiensi Pemerintahan (Doge) yang dipimpin oleh miliarder teknologi Elon Musk. Doge berencana memangkas anggaran federal hingga mencapai target US$ 1 triliun, meskipun hingga saat ini penghematan yang dapat dibuktikan baru mencapai kurang dari sepersepuluh dari target tersebut.

Keputusan Schumer untuk mendukung RUU tersebut tidak tanpa kritik. Banyak aktivis dan anggota DPR Demokrat mengecam tindakan tersebut. Sekitar 100 demonstran berkumpul di luar kantor Schumer di Brooklyn, meneriakkan frasa seperti “Chuck mengkhianati kita” dan “Demokrat, jangan jadi pengecut dalam kudeta.” Penutupan pemerintah, meskipun jarang terjadi, memiliki dampak yang signifikan dengan menghentikan layanan penting, menutup taman nasional dan gedung federal, dan merumahkan ratusan ribu pegawai federal.

Meski pekerja esensial seperti pengontrol lalu lintas udara dan polisi tetap harus bekerja tanpa gaji hingga situasi kembali normal, dampak penutupan akan sangat dirasakan oleh masyarakat. Schumer sendiri memperingatkan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh penutupan pemerintah, yang bisa mempercepat agenda Trump dan Musk. Ia menuliskan secara terbuka di The New York Times, bahwa keputusan untuk menutup pemerintah akan memberikan kewenangan lebih bagi Trump untuk menganggap lembaga, program, dan pegawai federal sebagai tidak esensial, yang dapat berujung pada pemutusan kerja besar-besaran.

Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump mengapresiasi keputusan Schumer sebagai langkah berani yang mengarah pada perubahan positif bagi negara. “Saya menghargai Senator Schumer, dan saya pikir dia melakukan hal yang benar. Sungguh, saya sangat terkesan dengan itu,” ungkapnya kepada wartawan.

Dengan situasi politik yang semakin memanas, keputusan untuk mendukung RUU pendanaan ini bukan hanya menghindari penutupan pemerintah, tetapi juga mengarah pada babak baru dalam pertempuran kekuasaan antara Demokrat dan Republik di AS, yang menunjukkan betapa dinamisnya iklim politik saat ini. Langkah ini menandakan betapa pentingnya strategi politik yang lebih fleksibel, terutama dalam konteks menghadapi tantangan yang lebih besar di depan.

Exit mobile version