Generali Indonesia Catat Penurunan Klaim Surrender 2024: Ini Alasan!

PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia mencatat penurunan klaim surrender pada periode 2024, menandai perubahan signifikan dalam perilaku nasabah asuransi. Klaim surrender, yang merupakan nilai polis yang diterima peserta akibat pengakhiran kontrak sebelum jatuh tempo, menunjukkan tren positif bagi perusahaan ini. Penurunan jumlah klaim surrender ini berarti semakin sedikit nasabah yang memilih untuk mengakhiri polis asuransi mereka sebelum waktu yang ditentukan.

Head of Corporate Communications Generali Indonesia, Windra Krismansyah, menjelaskan bahwa penurunan klaim surrender merupakan indikasi bahwa masyarakat semakin memahami pentingnya proteksi asuransi. "Terkait dengan klaim surrender, di Generali Indonesia sendiri pada tahun 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, termasuk klaim surrender pada produk unit-linked. Hal ini membuktikan bahwa nasabah sudah lebih memahami tentang pentingnya proteksi asuransi jiwa dan kesehatan sehingga memastikan polis mereka tetap aktif," ujar Windra, dalam acara wawancara.

Secara keseluruhan industri asuransi jiwa juga mencatatkan penurunan klaim surrender. Total klaim surrender sepanjang 2024 mencapai Rp77,15 triliun, turun 13,3% year on year dibandingkan Rp88,97 triliun pada tahun 2023. Penurunan ini menunjukkan bahwa tren berhenti berinvestasi di produk asuransi jiwa semakin menurun, meski klaim surrender pada produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit-linked masih mendominasi.

Pada segmen unit-linked, meskipun banyak peserta yang mengakhiri kontraknya sepanjang tahun 2024, Generali Indonesia tetap optimis bahwa produk ini akan tetap diminati oleh nasabah. Windra menjelaskan bahwa pendapatan dan potensi setiap jenis produk asuransi, baik tradisional maupun unit-linked, masih sangat besar, mengingat pangsa pasar asuransi di Indonesia yang cukup luas. "Kami melihat setiap produk, baik tradisional maupun unit-linked, masih berpotensi untuk terus tumbuh. Masing-masing produk memiliki segmen nasabah yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan tujuan finansial masing-masing," tambahnya.

Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi penurunan klaim surrender di Generali Indonesia:

  1. Tingkat Literasi Keuangan yang Meningkat: Masyarakat semakin memahami pentingnya proteksi asuransi sebagai bagian dari perencanaan keuangan mereka.

  2. Keberagaman Produk: Generali Indonesia menawarkan berbagai pilihan produk asuransi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, baik itu produk unit-linked maupun produk tradisional.

  3. Strategi Multi-Channel dan Multi-Product: Pendekatan ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak nasabah dan memenuhi kebutuhan proteksi yang terus meningkat.

Meski demikian, klaim surrender yang banyak berasal dari produk unit-linked dapat dipengaruhi oleh kondisi pasar saham yang lesu. Di Indonesia, sekitar 60% dari portofolio investasi unit-linked ditempatkan di instrumen saham. Windra mengungkapkan, "Kami memahami bahwa imbal hasil dan penempatan dana unit-linked bervariasi sesuai dengan profil risiko dan kondisi pasar masing-masing nasabah."

Generali Indonesia berkomitmen untuk memaksimalkan return investasi bagi nasabah melalui prinsip Good Corporate Governance dalam pengelolaan portofolio. Windra menekankan pentingnya pengawasan yang ketat dari faktor internal, seperti komite investasi secara regional dan grup, serta penerapan berbagai strategi investasi jangka pendek hingga jangka panjang.

Pengelolaan alokasi investasi yang baik, serta pemilihan portofolio yang seimbang, menjadi kunci untuk menghadapi tantangan pasar di masa mendatang. Generali Indonesia berusaha untuk terus memberikan pelayanan yang optimal dan memenuhi ekspektasi nasabah dalam hal proteksi dan investasi, di tengah dinamika industri asuransi jiwa yang terus berubah.

Exit mobile version