Heboh Kurs Rupiah Rp8.170 per USD, BI Klarifikasi ke Google!

Kurs rupiah terhadap dolar AS (USD) kembali mencuri perhatian publik setelah munculnya angka yang tidak biasa di mesin pencari Google. Pada pukul 18.33 WIB, nilai tukar rupiah tiba-tiba tampil di angka Rp8.170,65 per USD, yang jelas jauh dari angka sebenarnya yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) dan berbagai lembaga keuangan resmi lainnya. Kejadian ini memicu reaksi cepat dari BI yang langsung melakukan konfirmasi ke pihak Google untuk mengklarifikasi ketidaksesuaian tersebut.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan bahwa pihaknya sudah menghubungi Google untuk mengetahui sebab munculnya informasi yang keliru mengenai nilai tukar rupiah. “Iya, kami sedang kontak pihak Google-nya, karena di Bloomberg angkanya masih wajar,” ungkap Ramdan, pada Sabtu (1/2/2025). Menurut data terbaru dari Bloomberg, posisi kurs rupiah pada pekan ini ditutup pada Rp16.305 per USD, menunjukkan pelemahan sebesar 0,82 persen dibandingkan nilai pembukaan pekan yang berada di Rp16.172 per USD.

Keberadaan nilai tukar yang tidak akurat ini tentunya dapat menyebabkan kebingungan di pasar. Selain memberikan informasi yang menyesatkan, data tidak resmi ini berpotensi memicu reaksi berlebihan dari pelaku pasar, yang dapat berdampak negatif terhadap stabilitas nilai rupiah. Data dari BI menunjukkan bahwa dalam pasar Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah juga mencatatkan penurunan, dengan posisi terbaru berada di Rp16.312 per USD.

Dalam perspektif yang lebih luas, kondisi ini terjadi di tengah melemahnya mata uang di kawasan Asia. Beberapa mata uang utama di Asia, seperti ringgit Malaysia dan won Korea, mencatatkan pelemahan terhadap dolar AS. Penurunan terbesar terjadi pada ringgit sebesar 1,21 persen, diikuti oleh won Korea yang melemah 0,57 persen, dan yen Jepang yang turun 0,28 persen. Di sisi lain, hanya sejumlah mata uang Asia yang menunjukkan penguatan, seperti dolar Taiwan dan baht Thailand, yang masing-masing menguat 0,29 persen dan 0,12 persen.

Dalam konteks global, indeks Dolar AS (DXY) menguat sebesar 0,29 persen pada hari Jumat, mencapai posisi 108,50, yang semakin menekan mata uang lainnya, termasuk rupiah. Kondisi ini menekankan ketidakpastian yang tengah melanda pasar valuta asing dan menunjukkan dampak ekonomi yang lebih luas akibat fluktuasi nilai tukar.

Keberadaan kurs yang tidak akurat di Google merupakan pengingat penting bagi pengguna internet akan perlunya memverifikasi informasi keuangan yang mereka terima dari sumber yang tidak resmi. Dalam jangka pendek, kesalahan informasi ini harus ditangani dengan cepat agar tidak mempengaruhi keputusan investasi dan transaksi keuangan masyarakat.

Situasi ini juga memunculkan pertanyaan kritis mengenai transparansi dan akurasi informasi keuangan yang disajikan di platform digital. Di era di mana informasi dapat tersebar dengan cepat, penting bagi lembaga keuangan untuk memastikan bahwa data yang dipublikasikan adalah akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, kolaborasi antara lembaga keuangan seperti BI dan perusahaan teknologi seperti Google menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas pasar dan memberikan informasi yang tepat kepada publik.

Dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah, BI berkomitmen untuk terus memantau dan mengelola stabilitas nilai tukar rupiah demi menjaga kepercayaan masyarakat dan investor.

Exit mobile version