Helikopter jenis Bell 206L-4 Long Ranger terbakar saat melakukan pendaratan di Jalan Lama Kuala Lumpur-Bentong, Pahang, Malaysia, pada Kamis, 6 Februari 2025. Insiden tragis ini mengakibatkan satu orang dilaporkan tewas, di mana korban adalah seorang warga negara Indonesia (WNI) yang berprofesi sebagai insinyur.
Menurut laporan yang dikutip dari The Star, peristiwa tersebut terjadi ketika helikopter sedang dalam proses pengisian bahan bakar di dekat sumber air panas di Bentong. Helikopter tersebut tidak hanya mengangkut peralatan, tetapi juga mengalami kerusakan yang mengakibatkan kebakaran total. Api dilaporkan menyala saat helikopter mencoba mendarat, yang kemudian menyebabkan pesawat terbalik dan terbakar dengan cepat.
Juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Afrika Selatan mengonfirmasi bahwa mereka menerima panggilan darurat sekitar pukul 10.39 pagi. “Kebakaran melibatkan helikopter yang hancur 100 persen. Seorang teknisi Indonesia tewas setelah terhantam baling-baling helikopter. Kami berhasil mengendalikan api sekitar pukul 11.06 pagi, dan jenazah korban telah diserahkan ke polisi untuk ditindaklanjuti,” ungkap juru bicara tersebut.
Kepolisian Bentong, Supt. Zaiham Mohd Kahar, juga mengidentifikasi korban tewas sebagai Finsen Resky Sembiring, yang berusia 27 tahun. Inspektur Zaiham menjelaskan bahwa korban berada di lokasi pendaratan dan diyakini tewas setelah tertimpa baling-baling helikopter ketika pesawat kehilangan kendali saat terbang rendah. “Helikopter kehilangan kendali sekitar tiga kaki di atas tanah saat mengisi bahan bakar. Pesawat tergelincir dan menggesek permukaan pendaratan sebelum terbalik dan terbakar,” jelasnya.
Sementara itu, seorang pilot yang juga berasal dari Indonesia, bernama Kustiyadi, berusia 44 tahun, berhasil selamat dengan hanya mengalami luka ringan. Seorang penjaga keamanan lokal berusia 38 tahun yang berada tidak jauh dari lokasi kecelakaan turut berperan dalam penyelamatan ini, ia berhasil menarik Kustiyadi keluar dari pesawat yang terbakar.
Inspektur Zaiham menambahkan bahwa dua saksi, termasuk penjaga keamanan yang merupakan saksi kunci, telah diinterogasi oleh pihak kepolisian. Namun, mereka masih menunggu hasil dari tim forensik tenaga medis dan Biro Investigasi Kecelakaan Udara untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai insiden ini.
Helikopter yang nahas tersebut sebelumnya dioperasikan untuk pekerjaan Tenaga Nasional Berhad (TNB) selama enam hari berturut-turut. Pesawat tersebut terbang dari lokasi proyek yang berjarak sekitar 16 kilometer dari lokasi kecelakaan dan memiliki izin untuk menggunakan area perkemahan guna mengisi bahan bakar.
Dari rangkaian peristiwa ini, beberapa hal penting dapat dicatat:
1. Insiden terjadi di Pahang, Malaysia, saat helikopter mengisi bahan bakar.
2. Satu WNI, Finsen Resky Sembiring, tewas terhantam baling-baling helikopter.
3. Pilot Kustiyadi selamat dengan luka ringan.
4. Saksi kunci adalah seorang penjaga keamanan yang membantu menyelamatkan pilot.
5. Helikopter digunakan untuk proyek Tenaga Nasional Berhad (TNB).
Kejadian ini menambah daftar insiden penerbangan yang mengkhawatirkan di kawasan Asia Tenggara dan menyoroti pentingnya protokol keselamatan dalam operasi penerbangan. Pada saat yang sama, pihak berwenang di Malaysia berkomitmen untuk melakukan investigasi mendalam terhadap kecelakaan ini guna mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang.