Jakarta, Podme – Keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) menjadi sorotan penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menargetkan angka delapan persen. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, sangat penting agar Danantara diisi oleh individu-individu yang memiliki integritas tinggi. Menurut Yudi Purnomo Harahap, seorang mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), orang-orang yang menduduki posisi dalam Danantara harus terhindar dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
“Dengan diisi oleh pemimpin yang berintegritas, Danantara dapat mencegah terjadinya dirty money yang berpotensi mengarah pada penyuapan dan penyelewengan anggaran,” ungkap Yudi. Ia menekankan bahwa langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi harus sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai oleh pemerintah.
Keberadaan Danantara tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menghadirkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan anggaran, sehingga setiap dana yang dikeluarkan dapat digunakan secara optimal. Yudi menambahkan, penting bagi pemerintahan untuk menciptakan suasana yang aman bagi investor luar negeri, di mana korupsi dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini akan membuat Indonesia lebih menarik di mata para investor asing.
Pemilihan individu yang akan memimpin Danantara juga berkaitan erat dengan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang tahun lalu berada pada angka 34. IPK ini menjadi salah satu acuan penting bagi investor dalam memilih negara tempat mereka berinvestasi. Sebuah negara dengan tingkat kepercayaan tinggi terhadap upaya pemberantasan korupsi pasti akan menarik lebih banyak investasi.
“Investor melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan. Salah satu cara mereka mendapatkan untung adalah dengan memastikan tidak ada pengeluaran di luar yang sudah diproyeksikan dalam skema akuntansi mereka,” jelas Yudi. Oleh karena itu, perlunya langkah konkret dalam meningkatkan IPK di Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah dan semua pihak terkait.
Berikut beberapa saran yang diberikan oleh Yudi untuk menghindari proses pencucian uang (dirty money) dalam pengelolaan Danantara:
1. Seleksi Ketat: Pastikan semua calon pegawai dan pengurus Danantara melalui seleksi yang ketat untuk menilai integritas dan rekam jejak mereka.
2. Pelatihan Berkelanjutan: Lakukan pelatihan reguler tentang anti-korupsi dan etika bisnis bagi pegawai Danantara.
3. Transparansi: Terapkan sistem transparansi yang tinggi dalam setiap proses anggaran dan pengeluaran untuk publik.
4. Audit Berkala: Lakukan audit secara berkala untuk memastikan tidak adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan.
5. Peraturan yang Kuat: Tingkatkan regulasi terkait pencegahan korupsi yang berlaku di Danantara dan pastikan penegakannya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Danantara diharapkan dapat bekerja secara efisien dan efektif dalam mengelola investasi serta mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Pemerintah dan masyarakat diharapkan bekerja sama dalam menjaga kepercayaan publik dan memberikan investasi yang aman bagi para investor.
Dalam masa depan, keberhasilan Danantara akan sangat bergantung pada integritas para pemimpin dan pegawai yang mengelolanya. Dengan demikian, diharapkan bahwa Danantara dapat menjadi lembaga yang kredibel dan dapat diandalkan dalam membantu perekonomian Indonesia tumbuh dan berkembang tanpa terkena dampak praktik korupsi yang merugikan.