Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan cukup tajam pada Selasa, 18 Maret 2025, anjlok hingga 6% dan mencapai level psikologis 6.000. Hasil ini membuat banyak investor dan pelaku pasar merasa panik. Dalam situasi tersebut, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR, Said Abdullah, meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia untuk tidak bereaksi secara berlebihan. “Reaksi berlebihan dari OJK dan otoritas bursa hanya akan memperburuk kondisi pasar,” ungkapnya.
Said menganjurkan agar OJK dan otoritas bursa mengamati perkembangan pasar dalam satu atau dua hari ke depan sebelum mengambil langkah-langkah lanjutan. Sementara itu, pasar surat utang negara (SBN) dan valuta asing masih menunjukkan stabilitas, yang dapat menjadi sinyal positif di tengah turunnya IHSG.
Berikut adalah beberapa poin penting dari pernyataan Said Abdullah dan kondisi IHSG saat ini:
1. Stabilitas Pasar: Said menekankan pentingnya menjaga stabilitas di pasar SBN dan valuta asing, yang dapat memberikan ketenangan di tengah kejatuhan IHSG.
2. Perluasan Basis Investor: Dalam jangka panjang, perluasan basis investor, terutama di sektor ritel dan inovasi produk syariah dianggap penting untuk memperkuat kondisi pasar saham Indonesia.
3. Komunikasi yang Efektif: Said mengimbau pihak-pihak di luar otoritas bursa untuk tidak membuat pernyataan yang dapat memperburuk situasi dan kepanikan pasar. “Kami berharap agar semua pihak yang tidak berkaitan dengan otoritas bursa tidak menambah kepanikan,” tegasnya.
4. Respons Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK): Said juga mendesak KSSK untuk memberikan respons yang konkret untuk menenangkan pasar. Dia menegaskan bahwa komunikasi publik yang lebih baik diperlukan, dengan melibatkan semua komponen termasuk pengusaha besar.
5. Dukungan Pemerintah: Said mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto sudah bersiap untuk turun tangan dan mengajak mitra bisnis internasional, seperti Ray Dalio dari Danantara, untuk mendukung pasar saham Indonesia. Pemerintah diminta untuk menunjukkan reformasi fiskal yang mampu menjamin keberlangsungan jangka panjang.
IHSG ditutup pada posisi 6.076,08, dengan penurunan year-to-date (YTD) mencapai 15,2%. Sebuah penurunan yang membuat banyak pelaku pasar khawatir, terutama saat mayoritas saham mengalami penurunan lebih dari 5%. Hal ini juga mengakibatkan suspensi perdagangan selama 30 menit, yang menunjukkan tingkat kepanikan yang tinggi di antara investor.
Said Abdullah berharap agar situasi yang tidak stabil ini tidak berlarut-larut. “Kami berharap agar seluruh anggota KSSK segera merespons dengan langkah konkret untuk menenangkan pasar,” katanya. Penurunan IHSG yang signifikan ini telah menjadi titik perhatian bagi banyak pihak, dengan harapan bahwa langkah-langkah proaktif dapat diambil untuk memulihkan kepercayaan investor dan memperbaiki kondisi pasar saham di masa mendatang.
Dengan perkembangan yang berlangsung, situasi yang dianggap kritis ini menuntut perhatian serius dari semua pelaku pasar dan otoritas yang terlibat untuk memastikan bahwa reaksi yang diambil tidak justru memperburuk keadaan yang ada.