Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menegaskan bahwa penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak disebabkan oleh spekulasi mengenai mundurnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dari kabinet. Dalam konferensi pers yang berlangsung di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Dasco menyatakan bahwa Sri Mulyani tetap berkomitmen pada posisi dan kekuatan fiskal Indonesia.
“Sri Mulyani tidak akan mundur. Fisikal kita kuat,” ujar Dasco tegas, meredakan kekhawatiran pasar terkait kabar tidak sedap yang beredar. Pernyataan ini muncul di tengah kondisi pasar saham yang mengalami penurunan signifikan.
Pagi itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil tindakan untuk menghentikan sementara perdagangan saham akibat IHSG yang merosot lebih dari 5%. Dalam rilis resmi, BEI menyatakan bahwa perdagangan dihentikan mulai pukul 11:19 WIB dan dilanjutkan kembali 30 menit kemudian. Setelah pembekuan tersebut, IHSG tercatat turun 395,87 poin atau 6,12%, berada di posisi 6.076,08.
Sebelumnya, indeks saham unggulan LQ45 juga mengalami penurunan, turun 38,27 poin atau 5,25% ke posisi 691,08. Data pergerakan saham menunjukkan bahwa hanya 64 saham yang mengalami kenaikan, sementara mayoritas saham lainnya stagnan atau turun. Hal ini mencerminkan dampak negatif yang dialami oleh bursa, meskipun pasar telah memulai perdagangan dengan sedikit optimisme di pagi hari.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, juga menjelaskan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan sejumlah kebijakan untuk menjaga stabilitas pasar saham. “Kami tengah menyiapkan beberapa kebijakan yang akan segera diumumkan. Insya Allah, besok kami akan memaparkan langkah-langkah yang akan diambil dalam konferensi pers,” ungkap Inarno.
Dalam konteks ini, OJK dan BEI merumuskan kebijakan untuk menangani volatilitas pasar saham yang meliputi penundaan implementasi short selling. Kebijakan tersebut merupakan hasil dialog dengan pelaku pasar dan terobosan dari kondisi IHSG yang terus tertekan. Selain itu, kebijakan buyback saham tanpa harus melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) juga sedang dipertimbangkan untuk memberikan stabilitas dan kepercayaan kepada investor.
Dalam industri pasar modal, langkah-langkah ini diharapkan dapat meredakan ketidakpastian yang melanda pasar. Banyak investor saat ini merasakan dampak dari ketidakpastian ekonomi global yang juga berkontribusi pada volatilitas pasar.
Adanya spekulasi mengenai mundurnya Sri Mulyani sebagai penentu arah ekonomi Indonesia juga telah mendapat perhatian besar. Namun, Dasco dengan tegas menekankan bahwa kondisi fiskal Indonesia tetap kuat berkat manajemen yang prudent dari Kementerian Keuangan. Pernyataan ini tentu berupaya untuk meyakinkan pasar dan mengurangi kekhawatiran investor tentang masa depan ekonomi.
Selain itu, gejolak yang terjadi di pasar juga dipicu oleh faktor eksternal, termasuk dinamika ekonomi global yang kian tidak menentu. Meskipun Sri Mulyani tidak berencana mundur, pengamatan terhadap situasi global dan respons kebijakan dalam negeri tetap menjadi elemen penting dalam stabilisasi pasar.
Investor dan para pelaku pasar diharapkan dapat memperhatikan perkembangan terakhir dan kebijakan yang akan diberlakukan oleh OJK dan BEI. Di tengah ketidakpastian ini, pernyataan dari pejabat tinggi seperti Sufmi Dasco dan Inarno Djajadi menjadi penting untuk menjaga kepercayaan pasar dan stabilitas IHSG.