IHSG Dibuka Memerah, Ancaman Tarif Donald Trump Picu Koreksi

IHSG dibuka melemah 29 poin atau 0,45 persen di level 6.486 pada pembukaan perdagangan Senin, 17 Maret 2025. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor di tengah meningkatnya risiko koreksi yang membayangi pasar saham Indonesia. Menurut Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG berpotensi terkoreksi akibat ketidakpastian yang dipengaruhi oleh situasi politik dan ekonomi global, khususnya ancaman tarif baru yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Ancaman tarif ini muncul setelah rencana Trump untuk memberlakukan tarif 200 persen pada semua produk alkohol dari Uni Eropa sebagai tindakan balasan atas tarif yang lebih tinggi yang dikenakan oleh UE pada wiski dari AS. “Trump mengatakan dirinya tidak akan mengubah pikirannya pada kelompok tarif yang lebih luas, yang akan diterapkan pada 2 April 2025,” jelas Fanny dalam riset hariannya.

Sebelum pembukaan pasar di Indonesia, bursa Asia Pasifik sebagian besar menunjukkan tren positif. Indeks S&P/ASX 200 Australia mencatatkan kenaikan sebesar 0,52 persen, sedangkan Nikkei 225 Jepang menguat sebesar 0,72 persen. Indeks Topix juga mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen. Namun demikian, sentimen negatif tetap menghinggapi pasar, terutama di Korea Selatan di mana Indeks Kospi turun 0,28 persen, meskipun Kosdaq berhasil meningkat sebesar 1,59 persen.

Peningkatan ancaman tarif dari Trump memberi dampak negatif terhadap pasar global dan meningkatkan volatilitas. “Banyak investor cenderung mengambil langkah hati-hati, beralih dari saham berisiko karena ketidakpastian yang dihadirkan oleh kebijakan dagang Trump,” ungkap Fanny. Dalam konteks ini, banyak pelaku pasar yang mulai memilih untuk melakukan aksi ambil untung atas saham-saham yang sebelumnya mengalami kenaikan signifikan.

Pada perdagangan mendatang, Fanny memprediksi bahwa support IHSG berada di level 6.340-6.470, sementara resistensinya berada di rentang 6.550-6.600. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan besar IHSG akan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dalam beberapa waktu ke depan, tergantung pada perkembangan situasi kedua sisi Atlantik.

Dalam situasi yang serba tidak menentu ini, sektor-sektor yang dapat diwaspadai oleh investor antara lain adalah saham-saham yang berhubungan dengan komoditas, yang saat ini menjadi sorotan di tengah krisis global. Dengan latar belakang masalah ekonomi yang masih berlangsung, respon investor terhadap berita-berita terkait tindakan tarif Trump akan menjadi faktor krusial dalam menentukan arah pergerakan IHSG.

Di sisi lain, persaingan global dan ketahanan ekonomi Indonesia yang tetap terjaga diharapkan dapat menjadi buffer dalam menghadapi tekanan yang muncul akibat ketegangan perdagangan. Terlebih, pemerintah Indonesia terus berupaya mengoptimalkan kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan.

Namun, investor tetap diingatkan untuk memantau perkembangan terbaru seputar perdagangan internasional yang dapat mempengaruhi sentimen pasar, terutama ketika menjelang penerapan tarif baru oleh AS. Investor diharapkan tidak hanya mempertimbangkan faktor teknikal tetapi juga faktor fundamental dari emiten yang dipilih sehingga dapat meminimalkan risiko yang timbul akibat fluktuasi pasar.

Dengan kondisi ini, IHSG diharapkan dapat segera menemukan momentum positifnya di tengah tantangan yang ada, asalkan tidak ada langkah-langkah provokatif lebih lanjut dari pihak manapun yang dapat memperburuk ketidakstabilan pasar.

Exit mobile version