Indonesia melalui perusahaan infrastruktur dan layanan digital, SM+, resmi meluncurkan proyek pembangunan pusat data terbesar yang dikenal dengan nama SMX01, yang terletak di jantung pusat bisnis Jakarta. Proyek ambisius ini melibatkan investasi lebih dari 300 juta dolar AS, setara dengan sekitar Rp4,89 triliun, dan merupakan hasil kerja sama antara SM+, LG Sinar Mas, dan Korea Investment Real Asset Management (KIRA).
Herson Suindah, Presiden Direktur dan CEO SM+, mengungkapkan bahwa kehadiran SMX01 bertujuan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur digital yang semakin meningkat di Asia Tenggara. Dengan proyeksi ekonomi digital kawasan ini akan mencapai 1 triliun dolar AS pada tahun 2030, SMX01 diharapkan dapat menjadi penggerak utama dalam mendukung pertumbuhan tersebut. "SMX01 bertujuan memenuhi permintaan yang terus meningkat akan infrastruktur digital di Asia Tenggara," ujar Herson dalam konferensi pers di Jakarta.
Berikut adalah beberapa fitur utama dari pusat data SMX01:
-
Skala Besar: Memiliki luas data hall white space mencapai hampir 15.500 meter persegi, SMX01 dirancang untuk mendukung hingga 2.400 rak yang terbagi dalam sembilan data hall.
-
Fleksibilitas Tinggi: Setiap data hall dapat menampung hingga 340 rak dan dirancang untuk melayani berbagai kebutuhan, termasuk layanan colocation dan hyperscale.
-
Teknologi Canggih: Pusat data ini akan dilengkapi dengan rak berkapasitas tinggi hingga 130 KW per rak, sistem pendingin udara modern, dan teknologi liquid cooling untuk memenuhi permintaan komputasi berkinerja tinggi.
-
Standar Internasional: Diharapkan dapat memenuhi standar Tier IV dan meraih sertifikasi bangunan hijau, mencerminkan komitmen SM+ untuk membangun infrastruktur digital yang aman dan berkelanjutan.
- Infrastruktur Terhubung: SMX01 akan terintegrasi dengan 24 edge data center lain yang saling terhubung di seluruh Indonesia, sehingga mampu mengurangi latensi jaringan dan mempercepat masuknya perusahaan global.
Herson menambahkan bahwa pusat data ini akan mendorong Indonesia menjadi pusat transformasi dan inovasi teknologi di Asia Tenggara. Ia menekankan pentingnya pusat data ini dalam memenuhi permintaan yang terus meningkat, terutama untuk aplikasi-aplikasi seperti kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin.
CEO KIRA, Yong Sik Kim, juga mengungkapkan kebanggaannya atas partisipasi dalam proyek ini. "Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan SM+ dan LG Sinar Mas dalam proyek pusat data unggulan ini. Investasi kami di SMX01 menegaskan keyakinan kami terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia," ungkapnya.
Fasilitas ini ditargetkan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2026. Selain menjadi bagian dari misi transformasi digital Indonesia, keberadaan SMX01 diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi dan memperkuat posisi Jakarta sebagai pusat bisnis dan teknologi di Asia Tenggara.
Dengan berbagai fitur dan kemampuan yang ditawarkan, SMX01 bukan hanya sekadar pusat data, tetapi juga menjadi simbol penting bagi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Pembangunan pusat data ini mencerminkan semangat kolaborasi internasional yang diharapkan dapat mempercepat laju inovasi dan perkembangan ekosistem digital tanah air. Masyarakat dan pelaku industri digital Indonesia kini semakin optimis menyongsong masa depan dengan adanya infrastruktur mutakhir ini yang siap mendukung semua kebutuhan strategi digital perusahaan.