Indosat & Komdigi Bersinergi Tingkatkan Literasi Digital SDM

Kehadiran infrastruktur digital yang semakin luas di Indonesia perlu diimbangi dengan pengetahuan dan keterampilan masyarakat agar potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berkomitmen untuk menggabungkan investasi dalam teknologi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk menciptakan dampak yang lebih besar bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan literasi digital. Hal ini disampaikan oleh Steve Saerang, SVP Head of Corporate Communications Indosat, dalam berbagai inisiatif yang mereka jalankan.

Dalam upayanya untuk memperluas kehadiran jaringan internet, Indosat telah menambah 21.400 base transceiver station (BTS) 4G pada kuartal III/2024, sehingga total menjadi 247.100 BTS. Namun, Steve menekankan bahwa kehadiran jaringan saja tidak cukup. “Kalau hanya menghadirkan jaringan, mungkin semua orang bisa datang. Tapi kami ingin investasi dalam teknologi dan SDM,” jelasnya. Indosat ingin menjadi lebih dari sekadar penyedia jaringan dengan memberikan nilai tambah kepada masyarakat melalui berbagai inisiatif sosial, termasuk program literasi digital.

Salah satu program unggulan yang diluncurkan adalah GenSi (Generasi Terkoneksi), yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang potensi dunia digital. Program ini diadakan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mengingat pentingnya literasi digital bagi generasi muda yang kini mendominasi penggunaan layanan telekomunikasi. Melalui kampanye ini, Indosat menghadirkan para ahli yang memberikan pelatihan tentang keamanan siber, etika digital, dan pemanfaatan teknologi secara bijak, termasuk keterampilan dalam menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Steve menekankan pentingnya program GenSi sebagai upaya memberdayakan generasi muda. Ia menyatakan, “Dengan pengetahuan yang diperoleh, kami berharap generasi muda dapat mengaplikasikan dalam bentuk usaha yang memberikan dampak positif bagi ekonomi digital Indonesia.” Program ini dinilai krusial dalam menciptakan generasi yang tidak hanya terkoneksi secara digital, tetapi juga memiliki kemampuan entrepreneur.

Melihat peluang yang ada, Julandi George Fransiskus, SVP-Head of Region Bali Nusra Indosat, menambahkan bahwa teknologi yang dihadirkan diharapkan mampu memberdayakan generasi muda sebagai pilar transformasi digital. Penetrasi Internet di Nusa Tenggara Timur tercatat mencapai 67,758%, dan ini diharapkan terus meningkat sejalan dengan program-program yang diperkenalkan Indosat.

Pemerintah lokal juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan internet. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sikka, Ferry Afales, menjelaskan bahwa saat ini Kabupaten Sikka memiliki tingkat pengguna layanan telekomunikasi tertinggi, mencapai 87,03% di kalangan Gen Z. Dalam rangka mendukung transformasi digital, pemerintah daerah telah merumuskan kebijakan untuk mengembangkan sistem pemerintahan berbasis elektronik.

Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) menunjukkan bahwa penetrasi internet di Indonesia mencapai 79,5% dari total populasi pada 2024. Angka ini naik dibandingkan tahun sebelumnya, dan mencerminkan upaya dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang lebih luas dan merata. Untuk memastikan pemerataan akses teknologi, Kementerian Komunikasi dan Digital mengingatkan pentingnya pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan alat-alat digital yang ada.

Hamdani Pratama, Kepala BPPTIK Kementerian Komunikasi dan Digital, menekankan perlunya pembangunan SDM yang kuat agar masyarakat dapat berkontribusi dalam kemajuan ekonomi digital. Ia menjelaskan, akses terhadap teknologi harus merata, tidak hanya di perkotaan, melainkan juga di daerah terpencil. “Masyarakat digital Indonesia tidak hanya akan menjadi konsumen, tetapi juga produsen yang dapat berperan aktif dalam ekonomi digital global,” ujarnya.

Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak dan memberi akses yang lebih luas kepada generasi muda, Indosat melalui program-program seperti GenSi, berharap dapat menciptakan sebuah ekosistem digital yang inklusif dan memberdayakan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya siap menghadapi tantangan di era digital, tetapi juga mampu menciptakan inovasi yang membawa manfaat bagi diri mereka sendiri dan komunitas yang lebih luas.

Exit mobile version