Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengungkapkan bahwa realisasi investasi di wilayahnya telah mencapai angka luar biasa pada tahun 2024, yaitu sebesar Rp88,44 triliun. Angka ini melebihi target yang ditetapkan sebelumnya, yakni Rp80,10 triliun, dengan capaian yang mencerminkan persentase sebesar 110,42 persen. Pertemuan ini diumumkan pada acara High Level Meeting yang bertemakan "Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Stabilisasi Harga, Investasi dan Digitalisasi Sistem Pembayaran" yang berlangsung di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah.
Investasi yang masuk ke Jawa Tengah terdiri dari berbagai sumber, termasuk penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan usaha mikro kecil (UMK). Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Penanaman Modal Asing (PMA): Rp35,37 triliun
- Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): Rp33,3 triliun
- Usaha Mikro Kecil (UMK): Rp19,77 triliun
Dalam kesempatan tersebut, Nana juga menjelaskan bahwa PMA yang paling besar berasal dari lima negara, di antaranya:
- Singapura: Rp8,67 triliun
- Hong Kong: Rp8,03 triliun
- Korea Selatan: Rp5,42 triliun
- Tiongkok: Rp4,26 triliun
- Thailand: Rp1,8 triliun
Nana berkomitmen untuk menjaga momentum investasi ini dengan mengimplementasikan sejumlah strategi. Ia menyebutkan ada enam langkah yang akan diambil guna memperbaiki iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah:
- Kemudahan berusaha dan peningkatan iklim investasi
- Penguatan daya beli masyarakat
- Pengendalian inflasi
- Pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
- Peningkatan produktivitas sumber daya manusia (SDM)
- Pengembangan ekonomi sirkuler serta pemerataan pembangunan dan konektivitas
Dengan meningkatnya realisasi investasi, diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Jawa Tengah. Nana mengungkapkan harapannya bahwa pencapaian ini dapat turut berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan serta mengurangi angka pengangguran. Saat ini, tingkat kemiskinan di Jawa Tengah tercatat menurun dari 10,77 persen pada Maret 2024 menjadi 9,58 persen pada September 2024, dan angka pengangguran juga mengalami penurunan dari 5,13 persen pada Agustus 2023 menjadi 4,78 persen pada Agustus 2024.
Statistik yang menggembirakan ini diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 4,96 persen pada triwulan IV 2024, meningkat dari 4,93 persen tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menandakan adanya perkembangan signifikan yang mencerminkan kondisi ekonomi yang semakin baik.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menambahkan bahwa untuk mendorong sektor prioritas di wilayah tersebut, terutama dalam konteks pertanian dan industri, perlu ada penguatan strategis. Langkah-langkah yang perlu diambil meliputi pengembangan sistem pembayaran digital dan penguatan sinergi antara berbagai stakeholder, serta menjaga stabilitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan beragam langkah strategis dan pertumbuhan investasi yang positif, Jawa Tengah menunjukkan komitmennya untuk terus berkarya dalam menciptakan iklim ekonomi yang inklusif dan kompetitif. Upaya ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang tidak hanya bagi para investor, tetapi juga bagi seluruh masyarakat di wilayah tersebut.