Jangan Anggap Sepele! Penyakit Saraf Kejepit Picu Risiko Kelumpuhan

Jakarta – Penyakit saraf kejepit atau hernia nucleus pulposus (HNP) tidak boleh dianggap sepele, sebab dapat memicu kelumpuhan jika tidak segera ditangani. Hal ini diungkapkan oleh dr. Danu Rolian, SpBS, spesialis bedah saraf dari Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI). Menurutnya, saraf kejepit dapat terjadi di sepanjang tulang belakang namun paling sering terjadi di bagian punggung bawah atau leher.

Gejala yang muncul akibat saraf kejepit tergantung pada area yang terkena, dan dapat mencakup nyeri, mati rasa, atau kelemahan pada lengan atau kaki. "Kenapa bisa lumpuh? Karena jepitan ke saraf dari belakang dan samping bisa memberikan dampak ke saraf. Saraf tersebut memberikan perintah ke otot untuk bergerak," jelas dr. Danu. Ia menambahkan bahwa kelumpuhan dapat terjadi setelah satu hingga dua tahun rasa sakit tersebut diabaikan.

Dalam hal ini, penting untuk mengatasi gejala dan komplikasi saraf kejepit sesegera mungkin. Pasien yang mengalami nyeri disertai kesemutan di area kaki dan tidak dapat menjalani aktivitas normal secara terus menerus sebaiknya segera mendapatkan penanganan medis. Tindakan operasi menjadi salah satu pilihan yang mungkin diperlukan untuk meredakan gejala pada kasus-kasus tertentu.

Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan untuk saraf kejepit:

  1. Obat-obatan: Dokter mungkin akan meresepkan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) untuk membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan.
  2. Terapi fisik: Latihan fisik akan membantu meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot, serta mengurangi tekanan pada saraf yang terjepit.
  3. Operasi: Dalam kasus yang lebih parah, tindakan bedah diperlukan. Salah satu prosedur yang digunakan adalah teknik minimal invasif bipirtal endoscopic spine surgery preservation of ligamentum flavum (BESS PLUS), di mana alat endoskopi digunakan untuk memberikan gambaran lebih jelas di area tulang belakang yang mengalami gangguan.

"Harus segera ditangani sebelum terjadi kerusakan permanen," tegas dr. Danu.

Sementara itu, penting untuk mengenali ciri-ciri saraf kejepit, yang sering kali berbeda dengan nyeri pinggang biasa. Rasa sakit yang tajam, kesemutan, dan kelemahan pada lengan atau kaki bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami saraf kejepit. Dengan pemahaman yang baik tentang gejala dan tanda-tanda ini, seseorang dapat lebih cepat mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Masyarakat juga perlu memperhatikan gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan tulang belakang. Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah saraf kejepit:

  1. Postur tubuh yang baik: Memastikan posisi duduk dan berdiri yang benar akan membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang.
  2. Olahraga teratur: Aktivitas fisik yang melibatkan latihan kekuatan dan fleksibilitas sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang belakang.
  3. Pengaturan berat badan: Menjaga berat badan yang sehat dapat memperkecil risiko terjadinya saraf kejepit.
  4. Hindari mengangkat beban berat: Menggunakan teknik yang benar saat mengangkat barang berat sangat penting untuk melindungi tulang belakang.
  5. Istirahat yang cukup: Memastikan waktu tidur yang cukup dan berkualitas adalah hal yang tidak kalah penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kesadaran akan gejala saraf kejepit dan tindakan pencegahan yang tepat bisa mengurangi risiko komplikasi serius, termasuk kelumpuhan. Jika mengalami gejala-gejala yang mengarah ke saraf kejepit, segera konsultasikan kepada profesional medis agar mendapatkan penanganan yang sesuai.

Exit mobile version