Penderita diabetes dan obesitas menghadapi risiko lebih tinggi terhadap infeksi jamur kulit. Faktor utama yang memicu kondisi ini adalah kelembapan yang lebih tinggi pada kulit mereka. Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG, kondisi fisik penderita diabetes dan obesitas sering kali menyebabkan area kulit yang lembap, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur.
“Orang yang menderita diabetes dan obesitas cenderung memiliki area kulit yang lebih lembap. Kondisi ini membuat pertumbuhan jamur semakin pesat,” ungkap dr. Ulul pada sebuah konferensi pers. Hal ini menunjukkan bagaimana kedua penyakit tersebut dapat saling mempengaruhi dan memperburuk kesehatan kulit.
Infeksi jamur kulit yang umum terjadi dapat dikenali melalui beberapa ciri khas. Menurut dr. Ulul, batas tegas antara kulit sehat dan daerah yang kemerahan bisa menjadi indikator adanya infeksi. Jika area tersebut tergaruk, akan terlihat serbuk putih yang menyerupai tepung, menandakan pertumbuhan jamur yang aktif.
Dr. Ulul menjelaskan lebih jauh bahwa jamur biasanya berkembang di area yang sering berkeringat dan lembap, seperti:
1. Sela-sela jari kaki
2. Lipatan paha
3. Area perut
Kelembapan yang terperangkap di area tersebut akibat kebiasaan atau kondisi tubuh, membuat jamur lebih mudah tumbuh dan berkembang. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi individu dengan diabetes dan obesitas, yang sering kali memiliki lebih banyak lipatan kulit daripada individu dengan berat badan normal.
Masa inkubasi infeksi jamur kulit juga penting dicatat. Dr. Ulul mengatakan bahwa, seseorang yang terpapar jamur mungkin tidak langsung mengalami gejala seperti gatal atau iritasi. Misalnya, penggunaan sepatu dalam waktu lama atau tidak mengganti kaos kaki selama beberapa hari dapat menjadi faktor pemicu. Gejala infeksi bisa saja muncul setelah beberapa waktu, membuat penderita tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.
Sebagai langkah pencegahan, dr. Ulul mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan tubuh, terutama di area-area yang rawan mengalami kelembapan. Dia menyarankan agar individu, terutama yang menderita diabetes dan obesitas, melakukan beberapa tindakan berikut untuk mencegah infeksi jamur:
– Segera keringkan tubuh setelah berkeringat.
– Cuci area rentan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.
– Hindari mengenakan pakaian atau kaos kaki yang lembap.
– Berikan ventilasi yang baik untuk area tubuh yang cenderung tertutup.
Menjaga kebersihan kulit adalah langkah krusial untuk mencegah infeksi jamur. Kebersihan yang baik tidak hanya berkontribusi pada kesehatan kulit tetapi juga dapat membantu mengurangi komplikasi yang lebih serius terkait dengan diabetes dan obesitas.
Dari perspektif kesehatan, penting bagi penderita diabetes dan obesitas untuk menyadari potensi risiko infeksi jamur kulit. Edukasi mengenai perawatan diri yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah munculnya masalah-masalah kulit yang dapat memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat harus menjadi fokus utama dalam perawatan kesehatan mereka.