
Kita hidup di era informasi di mana internet menjadi sumber utama untuk mendapatkan berbagai pengetahuan. Namun, tidak semua informasi yang tersedia di Google dapat memberikan ketenangan. Terkadang, pencarian yang dilakukan justru berpotensi menambah kecemasan. Ada tujuh hal spesifik yang sebaiknya dihindari saat menggunakan mesin pencari Google agar tidak terjebak dalam rasa panik yang tidak perlu.
Pertama, mencari gejala penyakit yang mungkin kita alami adalah langkah yang sering dilakukan. Misalnya, saat merasakan sedikit pusing atau nyeri di bagian tubuh tertentu, banyak orang cenderung mencari tahu di Google. Sayangnya, hasil pencarian sering kali menampilkan kemungkinan terburuk seperti kanker atau penyakit langka, yang justru dapat menyebabkan stres berlebih. Para ahli menyarankan untuk berkonsultasi langsung dengan dokter alih-alih mencoba mendiagnosis diri sendiri lewat informasi internet.
Kedua, detail tentang kejahatan atau kasus kriminal. Meskipun informasi terkait kasus kriminal bisa terlihat menarik, mencari tahu secara berlebihan mengenai kejahatan sadis dapat menimbulkan ketakutan yang tidak beralasan. Kekhawatiran berlebih tentang keselamatan diri serta rasa paranoid dapat muncul setelah membaca berita-berita demikian, terutama jika dilakukan pada malam hari.
Ketiga, mencari tanda-tanda bahwa pasangan sedang berselingkuh. Hubungan cinta kerap dipenuhi oleh rasa penasaran dan ketidakpastian. Ketika seseorang mulai curiga, pencarian frasa seperti “apa pasangan saya selingkuh?” membuat situasi semakin rumit. Artikel-artikel online sering kali memberikan informasi yang terlalu umum, berpotensi menyebabkan salah paham dan ketidakpercayaan. Komunikasi langsung dengan pasangan menjadi solusi yang lebih bijak untuk meredakan keraguan.
Keempat, skenario bencana atau kejadian mengerikan. Ada orang yang memiliki kebiasaan mencari informasi tentang kecelakaan pesawat sebelum melakukan perjalanan atau mengkaji prediksi bencana alam sebelum tidur. Kebiasaan ini dapat memicu kecemasan yang tidak perlu, padahal banyak dari situasi yang dicemaskan jarang terjadi. Mengurangi eksposur terhadap informasi negatif semacam ini dapat membantu menjaga kesehatan mental.
Selanjutnya, kelima, forum tentang kesehatan mental. Dukungan di dunia maya terkadang diperlukan, tetapi bergabung dengan forum yang tidak memiliki moderator atau sumber terpercaya dapat berbahaya. Curhatan tanpa solusi konkret bisa membuat kondisi mental seseorang semakin memburuk. Mencari dukungan dari profesional atau komunitas terpercaya menjadi pilihan yang lebih baik.
Keenam, cara balas dendam. Perasaan marah atau kecewa terkadang membuat seseorang merasa ingin tahu cara membalas dendam. Namun, pencarian semacam ini bisa leading ke tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Mengalihkan fokus kepada hal-hal positif dan produktif jauh lebih bermanfaat.
Terakhir, informasi yang memicu ketakutan. Setiap orang memiliki ketakutan pribadi; bila seseorang mencari lebih banyak informasi tentang hal yang ditakutinya, hal tersebut hanya akan memperburuk situasi. Contohnya, pencarian prediksi resesi global dapat menambahkan ketakutan akan masa depan ekonomi. Sebaiknya, alih-alih mencari informasi yang memicu kecemasan, carilah sumber yang lebih membantu dan meringankan.
Google memang menawarkan berbagai informasi, tetapi tidak semua dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Sebelum melakukan pencarian, penting untuk bertanya pada diri sendiri apakah informasi yang akan dicari akan membawa dampak positif atau justru memperparah keadaan mental. Mengambil waktu untuk mempertimbangkan pencarian dapat mencegah kita dari stres yang tidak perlu. Sebuah pendekatan lebih bijaksana dalam mengelola rasa ingin tahu dan kecemasan dapat menuntun kita menuju kesehatan mental yang lebih baik.