Jelang 2024: 9 Negara dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia

Negara-negara di seluruh dunia terus berjuang melawan masalah polusi udara yang semakin memburuk. Menurut laporan IQAir yang dirilis pada tahun 2022, sembilan negara tercatat memiliki tingkat polusi udara terburuk, dengan konsentrasi partikel halus PM2.5 yang jauh di atas ambang batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5 mikrogram per meter kubik. Berikut adalah daftar sembilan negara dengan polusi udara terburuk di dunia.

Chad, sebuah negara terkurung daratan di Benua Afrika, menduduki posisi teratas dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 mencapai 89,7 mikrogram per meter kubik. Angka ini menunjukkan kondisi udara yang sangat tidak sehat bagi penduduknya. Diikuti oleh Irak, yang menempati urutan kedua dengan konsentrasi PM2.5 sebesar 80,1 mikrogram per meter kubik. Hal ini mengalami lonjakan signifikan dari 49,7 mikrogram per meter kubik pada tahun 2021.

Selanjutnya, Pakistan berada di urutan ketiga dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 mencapai 70,9 mikrogram per meter kubik. Meskipun sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 66,8 mikrogram per meter kubik, polusi udara di negara ini tetap menjadi perhatian utama. Bahrain, di urutan keempat, mengalami peningkatan konsentrasi PM2.5 hingga 66,6 mikrogram per meter kubik. Angka ini menunjukkan kenaikan dari 49,8 pada tahun sebelumnya.

Bangladesh, meskipun memiliki konsentrasi PM2.5 sebesar 65,8 mikrogram per meter kubik pada tahun 2022, mengalami penurunan dibandingkan 76,9 mikrogram per meter kubik yang tercatat pada tahun sebelumnya. Burkina Faso, negara di Afrika Barat, berada di urutan keenam dengan konsentrasi PM2.5 mencapai 63 mikrogram per meter kubik.

Di urutan ketujuh adalah Kuwait, dengan konsentrasi polutan sebesar 55,8 mikrogram per meter kubik, menjadikannya salah satu negara dengan polusi udara terburuk di kawasan Asia. India, yang dikenal dengan populasi penduduknya yang padat dan beragam budaya, berada di urutan kedelapan dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 sebesar 53,3 mikrogram per meter kubik pada tahun yang sama.

Terakhir, Mesir menempati urutan kesembilan dengan konsentrasi PM2.5 mencapai 46,5 mikrogram per meter kubik. Angka ini mengalami peningkatan dari 29,1 mikrogram per meter kubik pada tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa masalah polusi udara di negara ini juga semakin memburuk.

Berdasarkan data tersebut, sangat jelas bahwa polusi udara menjadi masalah global yang harus segera ditangani. Masyarakat di negara-negara ini berisiko tinggi terhadap berbagai masalah kesehatan akibat paparan polusi udara, termasuk penyakit pernapasan dan kardiovaskular.

Pemerintah di masing-masing negara perlu mengambil langkah-langkah efektif untuk mengurangi polusi udara. Ini mungkin termasuk regulasi yang lebih ketat terhadap emisi industri, peningkatan kesadaran masyarakat tentang dampak polusi, serta promosi penggunaan transportasi ramah lingkungan.

Kondisi ini tidak hanya menjadi perhatian untuk kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan. Seiring meningkatnya kesadaran global tentang isu polusi udara, diharapkan ada kolaborasi internasional yang lebih besar untuk menciptakan solusi jangka panjang guna mengatasi masalah ini secara menyeluruh. Dengan demikian, pengurangan tingkat polusi udara dapat diharapkan akan membawa dampak positif bagi kesehatan publik dan lingkungan.

Berita Terkait

Back to top button