Jelang libur panjang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia diprediksi akan mengalami koreksi. Pada perdagangan hari ini, Jumat (24/1/2025), IHSG ditutup melemah ke level 7.232,64, menurun sebesar 0,33 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. Penurunan ini menciptakan ketidakpastian di kalangan investor, terutama menjelang momen libur yang dapat memengaruhi volume perdagangan.
Analis dari Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, mengungkapkan bahwa secara teknikal, IHSG membentuk pola shooting star yang menunjukkan adanya tekanan jual. Hal ini bisa berpotensi menyebabkan pembalikan arah, terutama setelah indeks gagal menembus level resistensi dinamis di MA200. Selain itu, indikator seperti stochastic RSI telah memasuki area overbought, sedangkan histogram MACD menunjukkan gerakan sideways yang menegaskan sinyal koreksi.
“Selama IHSG belum mampu menembus MA200, kami memprediksi adanya potensi koreksi menuju area support psikologis di 7.200 pada perdagangan hari ini,” ujar Valdy dalam laporan risetnya. Ketidakpastian ini bisa diakibatkan oleh perubahan perilaku pasar yang seringkali terjadi menjelang liburan, di mana investor cenderung mengambil langkah hati-hati.
Dari segi global, perhatian investor tertuju pada rilis data S&P Global Manufacturing PMI Flash dari Amerika Serikat yang dijadwalkan muncul hari ini. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan sedikit peningkatan dari 49,40 menjadi 49,60 untuk bulan Januari 2025. Meskipun demikian, PMI Manufacturing AS masih mencatatkan kontraksi selama enam bulan berturut-turut, dan ini dipicu oleh melemahnya permintaan baru serta ekspor.
“Ketika PMI tertekan, ini menandakan adanya tantangan yang dihadapi oleh sektor manufaktur yang berdampak langsung pada kinerja ekonomi AS,” jelas Valdy. Situasi ini tentu berpotensi mempengaruhi keputusan investasi global, termasuk di pasar saham Indonesia.
Di dalam negeri, investor juga mempertimbangkan rilis data investasi asing langsung (FDI) untuk kuartal IV 2024. Sebelumnya, pada kuartal III, FDI mencatatkan pertumbuhan sebesar 18,55 persen year on year, didorong oleh minat investor di sektor logam dasar dan rantai pasok kendaraan listrik. Valdy menambahkan bahwa ia memperkirakan pertumbuhan FDI akan tetap kuat di kisaran 15-18 persen year on year, berkat kebijakan pro-investasi yang dikeluarkan pemerintah meskipun tantangan dari kondisi global masih terus ada.
Sementara itu, dalam rangka mengarungi koreksi hari ini, beberapa saham yang direkomendasikan kepada investor meliputi:
- PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
- PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO)
- PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA)
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
Rekomendasi ini menunjukkan potensi sektor yang masih memiliki daya tarik di tengah koreksi IHSG. Investor diharapkan tetap cerdas dalam memilih saham yang berpotensi memberikan imbal hasil yang baik.
Dengan kondisi yang beragam ini, pelaku pasar disarankan untuk tetap memperhatikan perkembangan teknikal dan fundamental yang dapat memengaruhi IHSG. Untuk trader dan investor, pendekatan yang hati-hati menjadi kunci untuk menghadapi volatilitas yang mungkin terjadi menjelang libur panjang ini. Setiap keputusan harus didasarkan pada analisis yang mendalam untuk mengantisipasi perubahan di pasar yang mungkin terjadi dalam waktu dekat.