Kebakaran Besar Tutup Bandara Heathrow, Penerbangan Global Kacau!

Kebakaran besar yang terjadi di dekat Bandara Heathrow, Inggris, pada malam hari Kamis, 21 Maret 2025, mengakibatkan penutupan bandara tersibuk di Eropa itu selama sehari penuh. Insiden ini tidak hanya membuat penumpang terjebak di bandara, tetapi juga memicu kekacauan jadwal penerbangan global, dengan dampak yang terasa di seluruh dunia. Kebakaran yang terjadi di gardu induk tersebut memutuskan aliran listrik utama dan sistem cadangan bandara, sehingga menyebabkan almost 1.351 penerbangan yang dijadwalkan pada hari Jumat dibatalkan atau dialihkan.

Kobaran api yang terlihat jelas di langit London menyebabkan ketegangan di kalangan penumpang yang harus menghadapi situasi tak terduga. Banyak dari mereka terpaksa mencari pengaturan perjalanan alternatif, sementara beberapa perjalanan internasional diarahkan kembali ke titik keberangkatan. Kondisi ini menambah beban emosional bagi penumpang seperti Beau Mahr, seorang mahasiswa asal Iowa, yang mengatakan bahwa suasana perjalanan yang penuh harapan kini berubah menjadi momen menegangkan.

Menurut data dari firma analisis penerbangan Cirium, setidaknya 37 penerbangan yang dioperasikan oleh berbagai maskapai termasuk jetBlue, American Airlines, dan British Airways terpaksa dialihkan ke bandara lain atau kembali ke asal. British Airways, maskapai terbesar di Heathrow, mencatat 341 penerbangan yang seharusnya mendarat di bandara pada Jumat. Ratusan ribu penumpang terpaksa menghadapi ketidakpastian karena pesawat dan awak tidak berada di posisi yang tepat, memaksa maskapai untuk mengonfigurasi ulang jaringan mereka.

Harga hotel di sekitar Heathrow melonjak drastis, mencapai hingga 500 pound (USD 646) per malam, yang lima kali lipat dari harga normal. Hal ini mempersulit penumpang yang mencari akomodasi darurat setelah terjebak di bandara. “Kami menggencarkan upaya untuk menghubungkan penumpang dengan maskapai penerbangan mereka untuk informasi lebih lanjut,” kata pihak manajemen bandara, menambahkan bahwa penutupan bandara kemungkinan berlangsung hingga Jumat tengah malam atau Sabtu dini hari.

Para ahli penerbangan mengungkapkan bahwa gangguan semacam ini jarang terjadi, dan mengingat sejarah kegagalan listrik di Heathrow dalam beberapa tahun terakhir, mereka menyayangkan tidak adanya sistem cadangan yang dapat diandalkan. Menteri Energi Ed Miliband menjelaskan bahwa kebakaran ini tampaknya bukan akibat sabotase, tetapi penyebab pastinya masih dalam penyelidikan. Kebakaran tersebut menghanguskan 25.000 liter minyak pendingin di transformator, dan petugas pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api pada Jumat dini hari.

Kekacauan ini mengingatkan pada krisis penerbangan yang lebih besar, seperti gangguan akibat awan abu gunung berapi di Islandia tahun 2010 yang membatalkan sekitar 100.000 penerbangan. Para pemimpin maskapai dan teknisi listrik mempertanyakan bagaimana sebuah kebakaran dapat memicu masalah besar di infrastruktur kritis seperti Heathrow. “Kami ingin memahami mengapa hal ini terjadi dan pelajaran apa yang dapat dipetik untuk infrastruktur di masa depan,” kata Miliband.

Dengan dampak signifikan terhadap industri penerbangan global, saham perusahaan induk IAG juga mengalami penurunan. Para analis mengindikasikan bahwa chaos ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan, dan maskapai penerbangan seperti Qantas dan United Airlines tidak ragu-ragu untuk mengalihkan rute penerbangan mereka demi efisiensi.

Pengalaman pahit ini bagi banyak penumpang tidak hanya merupakan masalah transportasi, tetapi juga menyentuh aspek emosional berkaitan dengan perjalanan. Dalam situasi ini, perjalanan yang seharusnya lancar berubah menjadi tantangan yang memerlukan kesabaran dan perencanaan ulang. Sementara itu, Heathrow dan bandara lain di London harus memikirkan langkah strategis untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, serta meningkatkan keandalan sistem daya cadangan mereka. Penumpang dianjurkan untuk terus memantau informasi terkini dari maskapai dan bandara terkait situasi yang sedang berlangsung.

Exit mobile version