Hamas Marah Besar! Pejabat AS Klaim Palestina Pilih Berperang

Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengecam keras pernyataan yang disampaikan oleh Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, yang menyebut bahwa Palestina “memilih perang” alih-alih membebaskan sandera. Pernyataan tersebut dianggap sebagai “distorsi realitas yang mencolok” oleh Hamas, yang merasa bahwa pernyataan itu mencerminkan dukungan terhadap narasi Israel yang menempatkan mereka sebagai pihak yang teraniaya.

Dalam rilis resminya, Hamas mengungkapkan bahwa pernyataan Waltz telah merusak gambaran mengenai situasi yang terjadi di wilayah pendudukan. Mereka menegaskan bahwa pendudukan Israel tidak memiliki hak untuk mempertahankan posisinya di wilayah yang mereka kuasai dan menuduh Israel sebagai agresor sejak awal. Menurut Hamas, komentar yang menyatakan bahwa agensi Palestina memilih perang merupakan distorsi fakta yang tidak dapat diterima, khususnya mengingat mereka telah mengajukan berbagai inisiatif untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Hamas juga merespons klaim Waltz mengenai kemungkinan perpanjangan gencatan senjata jika Hamas membebaskan semua sandera. Menurut kelompok ini, penyebutan ini mengabaikan realitas nyata di lapangan, di mana Israel terus melakukan agresi, termasuk pembunuhan dan pengepungan. Hal ini, menurut Hamas, telah menyabot peluang untuk keberhasilan gencatan senjata yang diajukan.

Pernyataan pejabat AS tersebut menggambarkan dukungannya terhadap tindakan militer Israel di Jalur Gaza, di mana mereka menyebut Israel memiliki hak membela rakyatnya dari ancaman Hamas. Namun, dalam periode konflik ini, angka-angka resmi dari pemerintah Gaza menunjukkan bahwa lebih dari 591 warga Palestina tewas, termasuk banyak wanita dan anak-anak, serta sekitar 1.042 lainnya terluka akibat serangan yang berlangsung sejak Selasa dini hari hingga Kamis malam.

Dalam konteks ini, Hamas menekankan bahwa perilaku Israel yang terus-menerus melakukan tindakan genosida dan memblokade Gaza seharusnya mendapatkan kecaman dan akuntabilitas internasional, bukan dukungan. Mereka menyatakan bahwa upaya untuk mendukung kebijakan yang berpihak pada Israel hanya akan memperparah penderitaan rakyat Palestina dan menciptakan ketidakstabilan lebih lanjut di kawasan tersebut.

Sebagai tanggapan terhadap pernyataan Waltz, Hamas mengingatkan bahwa mereka sedang menjalankan hak sah mereka untuk membela tanah, rakyat, dan tempat-tempat suci Palestina. Mereka memberikan penekanan bahwa upaya untuk mendistorsi realitas dan fakta tidak akan berhasil dalam merubah situasi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Pernyataan kontroversial dari pejabat AS ini mencerminkan dinamika yang kompleks dalam konflik Israel-Palestina, di mana kedua belah pihak sering kali terjebak dalam saling tuduh dan narasi yang berbeda mengenai kebenaran. Dengan situasi yang masih berlangsung, pernyataan yang diambil oleh negara-negara besar seperti AS dapat memiliki dampak besar terhadap proses perdamaian dan stabilitas di kawasan. Hamas secara jelas menolak klaim bahwa mereka adalah pihak yang memilih perang dan menyerukan perhatian global terhadap masalah yang lebih mendasar—yaitu, pendudukan yang sedang berlangsung dan penderitaan rakyat Palestina yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

Exit mobile version