Demam adalah kondisi di mana suhu tubuh meningkat di atas 38°C sebagai respons tubuh terhadap infeksi atau penyakit. Ini merupakan reaksi alami yang membantu melawan berbagai patogen seperti virus, bakteri, atau parasit. Gejala yang menyertai demam antara lain sakit kepala, berkeringat, menggigil, dan nyeri otot. Namun, ketika demam terjadi dengan pola naik turun, hal ini bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius. Berikut adalah tiga jenis penyakit yang dapat ditandai dengan gejala demam fluktuatif.
Salah satu penyebab demam naik turun yang umum adalah demam berdarah. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Demam berdarah sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, terutama saat musim hujan. Ciri khas dari demam berdarah meliputi demam tinggi yang dapat mencapai 40 derajat Celsius, disertai nyeri otot dan sendi, mual, muntah, serta ruam kulit. Seiring dengan bertambahnya waktu, jumlah trombosit dalam darah dapat menurun, yang berpotensi memicu perdarahan, seperti mimisan. Lamanya demam ini bervariasi, biasanya berlangsung antara 2 hingga 7 hari, dengan puncak demam biasanya terjadi pada hari-hari awal infeksi.
Penyakit kedua yang perlu diperhatikan adalah malaria, yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Gejala malaria muncul dalam siklus, di mana demam naik turun terjadi setiap 24-72 jam, tergantung pada jenis parasit yang menginfeksi. Selama serangan malaria, pasien mungkin mengalami sakit kepala, panas dingin disertai berkeringat, muntah, serta nyeri otot dan diare. Siklus demam biasanya dimulai dengan menggigil, disusul demam tinggi, dan kemudian berkeringat sebelum suhu tubuh kembali normal. Pengenalan dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
Ketiga, tifus atau demam tifoid adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Salmonella typhi, yang menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Tifus juga menunjukkan demam tinggi dengan pola naik turun, umumnya mencapai 39-40 derajat Celsius. Gejala lain yang menyertai tifus meliputi nyeri perut, diare atau sembelit, serta kelelahan dan kehilangan nafsu makan. Demam tifus biasanya muncul secara mendadak dan bisa bertahan selama beberapa minggu jika tidak diobati. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan yang mendalam saat mengalami gejala tersebut.
Keberadaan demam yang naik turun dapat menjadi sinyal bahwa tubuh sedang berjuang melawan infeksi serius. Jika seseorang mengalami demam fluktuatif tanpa sebab yang jelas atau disertai gejala-gejala lain seperti nyeri hebat, kesulitan bernapas, atau perdarahan, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis yang akurat dan perawatan yang tepat dapat meminimalisir risiko komplikasi yang lebih parah.
Pemahaman mengenai tiga penyakit di atas serta tanda-tanda demam naik turun sangat penting bagi masyarakat. Dengan mengetahui gejala dan ciri khas penyakit-penyakit tersebut, setiap individu bisa lebih cepat dalam mengambil langkah penanganan, termasuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan. Mengenal dan mengenali tanda-tanda tubuh dapat menjadi langkah awal dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain di sekitar kita.