Ketum Kadin Anindya Bakrie: Potensi Kerja Sama dengan PM Australia

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, baru-baru ini memimpin pertemuan dengan utusan khusus Perdana Menteri Australia di Jakarta. Pertemuan yang diadakan pada Selasa, 11 Februari 2025 ini menjadi titik penting dalam pembahasan potensi kerja sama antara kedua negara, terutama dalam bidang investasi dan infrastruktur. Delegasi Australia yang diwakili oleh 36 manajer pendanaan membawa dana sebesar US$1,3 triliun, yang setara dengan total ekonomi Indonesia, menunjukkan keseriusan Australia dalam berinvestasi di Indonesia.

Anindya mengungkapkan bahwa Australia, sebagai negara dengan dana pensiun terbesar ketiga di dunia, menginginkan agar dana yang dimiliki tersebut dapat mempercepat proses privatisasi aset-aset infrastruktur di Indonesia. Ini sejalan dengan konsep "Indonesia Incorporated," sebuah gagasan yang menekankan pentingnya sinergi antara sektor pemerintahan dan dunia usaha, yang sebelumnya disampaikan oleh Presiden Prabowo dalam Munas Kadin pada Januari 2025.

Anindya menjelaskan, "Ini saya rasa bagus sekali, karena dengan sendirinya aset-aset infrastruktur seperti jalan tol, bandara, dan jembatan yang mau diprivatisasi, mereka tertarik." Kadin, sebagai representasi dari dunia usaha, memiliki peranan penting dalam mengidentifikasi proyek-proyek tersebut dan menjalin hubungan dengan investor yang berminat.

Beberapa poin penting yang dibahas dalam pertemuan ini meliputi:

  1. Pemanfaatan Infrastruktur: Delegasi Australia menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek infrastruktur yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang baik bagi Australia maupun Indonesia.

  2. Investasi di Sektor Mineral: Australia memiliki cadangan mineral penting seperti lithium yang dapat menjadi peluang bagi Indonesia. Pengetahuan di bidang ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mengakses pasar perdagangan bebas yang sudah dimiliki Australia dengan Eropa dan Amerika Serikat.

  3. Pendidikan dan Tenaga Kerja: Keduanya juga mengacu pada kolaborasi dalam mencetak tenaga kerja berkualitas, khususnya perawat berbahasa Inggris, yang dapat dikirim ke negara-negara yang membutuhkan. "Jadi ini tenaga kerja migran yang bisa kita andalkan juga," ungkap Anindya.

Selain itu, para delegasi dari Australia juga merencanakan perjalanan bersama Kadin ke Australia pada bulan Maret mendatang. Anindya menyebutkan, "Mereka ingin menyiapkan trip di bulan Maret bersamaan dengan pertandingan bola antara Indonesia dan Australia."

Dengan pembicaraan yang menjanjikan dan rencana kolaborasi yang konkret, kerja sama strategis antara Indonesia dan Australia dapat memberikan hasil yang signifikan, tidak hanya bagi pertumbuhan ekonomi keduanya tetapi juga bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan kedua negara dapat mengeksplorasi potensi yang lebih besar dalam berbagai aspek.

Exit mobile version