Pada Minggu, 2 Maret 2025, kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, menjadi sorotan setelah terjadi kerusuhan yang melibatkan karyawan kontraktor. Insiden tersebut dipicu oleh kebijakan baru mengenai penggunaan bus sebagai alat transportasi untuk mengangkut karyawan, menggantikan kendaraan bak terbuka yang sebelumnya digunakan.
Perubahan aturan ini diumumkan oleh manajemen PT IMIP dan para tenant, dengan alasan menjaga keselamatan kerja. Sejak penerapan aturan tersebut, semua kendaraan kontraktor yang menggunakan bak terbuka dilarang memasuki kawasan industri. Pengumuman ini tentunya tidak diterima dengan baik oleh sebagian kalangan karyawan kontraktor yang merasa dirugikan, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan demonstrasi.
Kronologi kejadian dimulai pada pagi hari ketika massa yang tidak puas atas larangan tersebut melakukan penyerangan terhadap petugas keamanan. Dalam aksi ini, sejumlah mobil patroli safety milik PT IMIP dilaporkan dibakar oleh demonstran. Tak hanya itu, insiden tersebut juga menyebabkan beberapa petugas keamanan mengalami luka-luka akibat dikeroyok oleh massa, termasuk seorang karyawan dari PT Dexin Steel Indonesia (DSI) yang turut terlibat.
Menanggapi aksi kekerasan ini, Dedy Kurniawan, Head of Media Relations Department PT IMIP, menyatakan bahwa pihaknya sangat menyesalkan tindakan anarkis yang dilakukan oleh karyawan kontraktor. Ia menjelaskan bahwa tindakan tersebut tidak hanya merugikan perusahaan, tetapi juga para karyawan itu sendiri. Dedy menegaskan tujuan dari aturan penggunaan bus adalah untuk mengurangi risiko kecelakaan yang dapat terjadi akibat penggunaan kendaraan bak terbuka, yang dinilai lebih berbahaya.
Sebagai langkah selanjutnya, manajemen PT IMIP berkolaborasi dengan kepolisian setempat untuk menyelidiki lebih dalam tentang insiden kerusuhan ini. Penjagaan di kawasan industri pun diperketat untuk mencegah terjadinya kerusuhan susulan. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap aktor-aktor yang terlibat dalam aksi perusakan dan pembakaran, memastikan bahwa situasi dapat dikendalikan dengan baik.
Kejadian kerusuhan ini menambah daftar panjang persoalan yang dihadapi oleh kawasan industri strategi nasional ini. PT IMIP dihadapkan pada tantangan untuk menegakkan disiplin dan aturan demi keselamatan pekerja, terutama mengingat pentingnya keselamatan dalam lingkungan kerja yang berisiko tinggi. Manajemen berkomitmen untuk terus memperbaiki kondisi dan memastikan bahwa semua peraturan diikuti oleh para karyawan.
Seiring dengan berjalannya waktu, diharapkan konflik semacam ini dapat diselesaikan dengan pendekatan dialogis antara manajemen dan karyawan. Penyelesaian yang baik bisa menciptakan suasana kerja yang lebih kondusif dan memahami pentingnya keselamatan di tempat kerja. Dengan langkah-langkah preventif dan penegakan aturan yang ketat, diharapkan hal serupa tidak terjadi di masa depan.
Saat ini, aktivitas operasional di kawasan IMIP dilaporkan berlangsung dengan pengawasan ketat, meskipun dampak dari kerusuhan ini masih terasa. Manajemen juga sedang mencari solusi untuk meningkatkan komunikasi dengan kontraktor dan karyawan sehingga semua pihak dapat memahami dan menerima perubahan aturan yang diterapkan demi keselamatan bersama. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya manajemen risiko di industri serta perlunya kebijakan yang adil dan transparan, demi kesejahteraan semua yang terlibat.