Laba Operasional Nokia Kuartal IV-2024 Meroket 38%! Ini Alasannya!

Laba operasional Nokia mengalami lonjakan signifikan sebesar 38 persen pada kuartal IV tahun 2024. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya penjualan peralatan telekomunikasi yang terjual ke operator seluler, terutama di Amerika Utara dan India. Menurut laporan yang dirilis oleh perusahaan, penjualan bersih Nokia meningkat sebesar 10 persen menjadi 5,98 miliar euro, setara dengan Rp101 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 5,74 miliar euro, atau sekitar Rp97 triliun, yang diraih pada periode yang sama tahun lalu.

Dalam rincian lebih lanjut, segmen bisnis Infrastruktur jaringan Nokia menunjukkan kenaikan yang mengesankan sebesar 17 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh pemulihan permintaan yang kuat dari penyedia layanan komunikasi di berbagai wilayah, dengan Amerika Utara menjadi penyumbang utama. CEO Nokia, Pekka Lundmark, mengungkapkan keyakinannya terhadap prospek perusahaan ke depan. "Saya optimis bahwa tren pasar yang membaik yang kita lihat sekarang ini akan terus berlanjut hingga tahun 2025," ujarnya.

Pertumbuhan yang dialami Nokia sejalan dengan kompetitornya, Ericsson, yang juga mencatat lonjakan serupa di pasar Amerika Utara. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua perusahaan ini sama-sama mengalami tantangan akibat daya beli yang mencenderung melemah. Namun, kini, permintaan di sektor telekomunikasi mulai rebound, terutama setelah periode penurunan yang tajam pada tahun 2023.

Sementara itu, permintaan yang kembali tumbuh dari India menunjukkan penanda positif bagi Nokia, yang sebelumnya mengalami penurunan drastis pada tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa pasar telekomunikasi global sedang mengalami fase pemulihan yang menjanjikan.

Lebih lanjut, Nokia melaporkan bahwa laba di luar bunga dan pajak juga mengalami peningkatan menjadi 1,14 miliar euro, angka ini jauh melampaui perkiraan yang sebelumnya diprediksi berkisar di angka 960 juta euro. Perkembangan ini semakin memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang baru.

Dari segi proyeksi keuangan, Nokia menetapkan target laba setahun penuh antara 1,9 miliar euro hingga 2,4 miliar euro, melebihi perkiraan analis sebelumnya sebesar 2,13 miliar euro. Hal ini mencerminkan kepercayaan perusahaan dalam memperkuat kinerjanya di masa depan.

Sejumlah faktor pendorong lain yang mempengaruhi kinerja Nokia antara lain:

  1. Peningkatan Penjualan Peralatan Telekomunikasi – Kenaikan signifikan dalam penjualan peralatan di pasar utama seperti Amerika Utara dan India.
  2. Permintaan Kuat dari Penyedia Layanan – Kembali pulihnya permintaan dari penyedia layanan komunikasi, yang selama ini stagnan.
  3. Strategi Perusahaan yang Efektif – Pelaksanaan strategi bisnis yang fokus pada inovasi dan respon cepat terhadap dinamika pasar.
  4. Dukungan dari Pertumbuhan Pasar Global – Tren positif di industri telekomunikasi yang sedang berkembang.

Dengan pencapaian ini, Nokia tampaknya berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berubah. Pertumbuhan yang mencolok ini tidak hanya merupakan indikator kinerja keuangan, tetapi juga menunjukkan potensi perusahaan dalam memperkuat posisinya di industri global, yang semakin kompetitif.

Nokia dan Ericsson kini sama-sama bersaing secara ketat dalam memanfaatkan peluang di pasar telekomunikasi yang sedang berkembang di Amerika Utara. Ketangguhan dan inovasi menjadi kunci bagi pemain-pemain besar di sektor ini untuk terus meraih kesuksesan di tahun-tahun mendatang.

Exit mobile version