Hidup Mila seolah mengalir penuh kebetulan yang kemudian dijalani dengan penuh sukacita. Akhir tahun 90an sempat tidak bisa pulang ke Indonesia karena diblacklist, hingga harus menetap 5 tahun di Amerika menyelesaikan sekolahnya. Kembali ke Indonesia dan banyak berkiprah di isu lingkungan, kemanusiaan, hingga korupsi, Mila mundur sejenak untuk beristirahat. Saat pandemi bisnis baru justru lahir, diawali dari keisengan memasak untuk anak, teman, dan hanya dalam 9 bulan karyanya bahkan sudah dikirim ke seluruh Indonesia, Singapore dan Hongkong. Menyebut diri sebagai Chief of Joy di perusahaannya, latar belakang Mila dalam isu-isu terkait pembangunan berkelanjutan membuatnya memadukan kekayaan pangan lokal dalam masakan olahannya.
Erwin adalah seorang agen asuransi yang lebih suka menyebut dirinya sebagai insurance entrepreneur. Karena adanya citra negatif tentang profesi agen asuransi yang di cap "ada mau nya" ataupun "maksa-maksa", Erwin justru melakukannya dengan cara yang berfokus pada servis, seperti layaknya seorang entrepreneur dalam membangun bisnisnya dengan berfokus pada kebutuhan nasabah untuk jangka panjang. Ini yang membuatnya bertahan di industri ini sejak 2013. Lingkungan ini juga yang akhirnya malah membawanya pada Law of Attraction. Erwin akan membagi journeynya tersebut, dan bagaimana ia mempraktekan law of attraction dalam hidupnya.
Saya mengenal Ena sebagai seorang coach. Ena tidak menjadikan suatu “persoalan” menghentikannya. Malah menjadikan apa yang hadir dalam hidup sebagai batu pijakan untuk terus maju. Saat tahu ia adalah anak adopsi, Ena memilih mengapresiasi kedua pasang orang tuanya. Menghadapi autoimmune, ia menchallenge dirinya dengan giat berolahraga. Bercerai, ia memilih membesarkan kedua anaknya sendiri, dengan tetap berhubungan baik dengan mantan suami. Baginya hidup adalah perjalanan yang penuh dengan hal-hal yang bisa disukuri.
Belakangan gaya hidup minimalis menjadi trend, karena penasaran saya mengikuti kulwap soal minimalisme. Saya tertarik ketika Eka, pembawa materinya, menekankan kata “bahagia” dan bagaimana gaya hidup sederhana bisa meningkatkan kualitas hidup dan kenyamanan bekerja dari rumah. Ternyata ada filosofi di balik minimalisme, ada perlambangan tertentu di balik barang yang akan disimpan, dibuang, maupun didonasikan. Apa saja dan bagaimana cara memulainya? Simak obrolan saya dengan Eka, ibu 3 anak, eks pekerja kantoran yang kini menikmati hari-harinya sebagai content creator, merawat anak-anak, bebenah dan menerapkan minimalisme di rumahnya.
Devi adalah seorang Ibu Rumah Tangga, tidak bekerja kantoran, tinggal di rumah saja. Tapi baginya tidak ada istilah “cuma ibu rumah tangga”. Sejak menikah, ikut suami pindah ke Kalimantan dan tinggal di pedalaman, Devi sudah merintis online shop. Kini bisnisnya berkembang besar, dari hanya menjual asesoris buatannya sendiri, sekarang dengan beberapa pegawai, merambah bisnis fashion. Mempunyai seorang anak dengan kebutuhan khusus juga tidak menghentikannya untuk terus mengejar mimpi menjadi pengusaha sukses. Walau sempat break untuk fokus merawat anaknya, saat anaknya beranjak besar, Devi kembali membangun bisnisnya. Bahkan gambar karya anaknya mulai diproduksi, dan jadi mimpi Devi untuk membangun sebuah brand untuk anaknya. Kita dengarkan kisah lengkapnya yuk.
Pertengahan tahun 2008 saya mendapat pesan dari produser dan mentor saya yang isinya “Mi, aku didiagnosa gagal ginjal, dan umurku diperkirakan 6 tahun lagi.” 13 tahun kemudian Mas Amron masih berolahraga, bermain dengan cucu, menulis musik, bahkan mempunyai chanel youtube di mana ia membagikan perjalanan hidupnya. Berbicara dengan Mas Amron seperti mendapat suntikan energi untuk hidup dan menghidupi hidup. Dan kalau Anda dengarkan podcast ini sampai akhir, Mas Amron juga akan melantunkan sebuah lagu ciptaannya.
Menjadi “trailing spouse” atau istri yang mendampingi suami bekerja di luar negeri bukanlah pilihan yang menyenangkan buat Fani. Dia harus meninggalkan karir jurnalismenya, dan dia bukan orang yang senang hidup nyaman tanpa melakukan apa-apa. Maka Fani menciptakan kesibukannya sendiri saat harus mendampingi suami di Bangladeh. Baginya bisa menghasilkan uang sendiri adalah sebuah pencapaian. Tidak ada istilah istri pendamping buat Fani. Dia adalah pribadi utuh yang punya gairah untuk menciptakan hidup yang diinginkan, dan menghidupinya.
Myrna Soeryo adalah satu dari sedikit orang yang terus melangkah di kegelapan hingga sampai di ujung lorong gelap dan menata hidupnya kembali. Tidak hanya itu, ia bahkan memberanikan diri mengunjungi lagi lorong tersebut dan menuliskan babak-babak gelap dalam hidupnya itu dalam buku The Dark Alley. Myrna ingin agar siapapun yang saat ini sedang berada di lorong gelap, merasa terpuruk, sendiri, tidak dicintai, tidak berharga, bisa melihat bahwa kalau kamu terus berjalan, sepelan apapun, suatu saat kamu akan sampai di ujung lorong dan menemukan cahaya untuk membangun hidup yang baru. Tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Kita dengar kisahnya yuk, di sini Myrna dan saya juga membacakan puisi dari buku The Dark Alley.
Erita adalah sepupu jauh saya, yang akhirnya menjadi dekat karena kami berdua “ditipu” orang yang sama melalui online dating. Ceritanya bagaimana, dengarkan saja di episode ini. Yang pasti perjalanan Erita ke Belgia demi melacak keberadaan orang tersebut membawanya berkenalan dengan pria yang akhirnya menjadi suaminya. Pada akhirnya bisa dibilang orang ini berjasa mempertemukan Erita dan suami. Ceritanya panjang, berliku, melibatkan sepupu, sahabat, pacar sahabat, sampai teman pacar sahabat, yang akhirnya menjadi suami Erita. Ih penasaran kan, dengerin deh, pasti gemes dan senyum sendiri.
Saat pandemi melanda dunia, Italia adalah salah satu negara yang pertama mererapkan lockdown. Diawali keinginan menulis jurnal tentang apa yang terjadi, Rieska memposting cerita lockdown Italia di media sosialnya, Tak disangka postingan tersebut mendapat respon tidak hanya dari teman tapi bahkan informasinya dikutip beberapa media. Rieska akhirnya beberapa kali diundang menjadi nara sumber maupun melakukan reportase, karena memang ia memiliki latar belakang jurnalistik. Animo yang besar terhadap postingan Rieska dan kembali aktif di dunia jurnalistik akhirnya membuat Rieska membuat blog bersama beberapa rekan. Di http://ri3ska.com/ ia membagikan tidak hanya berita tapi juga cerita, seperti kisah seorang Ibu yang selama pandemi menemukan hobi baru, yang di luar dugaan justru mempunyai pembaca yang tinggi. Bukti bahwa pandemi tidak hanya memisahkan, tapi bisa membuat orang terhubung, tidak hanya membatasi, tapi justru membuka peluang baru.
Memilih menjadi Ibu Rumah Tangga setelah 20 tahun berkelana di dunia korporasi , apalagi posisi sudah tinggi saat mengambil keputusan mungkin bisa terbilang gila. Tapi Monique mengambil keputusan ini dengan penuh kesadaran untuk melihat lagi hal-hal yang mungkin terlupakan saat ia bekerja. Pengalaman kembali ke rumah, banyak membawa “aha moment” buatnya. Ternyata semua ilmu, keahlian dan pengalaman yang ia dapatkan dan terapkan di kantor, berlaku juga di rumah. Semuanya adalah tentang majamenen, komunikasi, leadership, malah mungkin lebih rumit karena keluarga, tentu saja, bukan staf, atasa, bawahan. Kembali ke rumah membawa Monique menjelajah rasa yang dulu terlupakan, yang kini ia temukan kembali dan membaginya dalam “Cerita Rasa Monique”. Apa saja rasa yang ingin Monique bagi, simak perbincangannya di sini.