Beberapa waktu belakangan bisa dikatakan sebagai masa saat punk rock di Tanah Air berevolusi. Menjadi lebih riang dan jauh dari umpatan, serta makian.
Salah satu band tersebut adalah Tuan Kantoran. Band yang awalnya bernama pasukan penjaga pohon ini mencoba membius pendengar dengan punk yang lebih ceria.
Lewat syair dan nada, lagu-lagu Tuan Kantoran menjadi lebih mudah untuk ditermahkan. Ditambah penampilan panggung yang energik, Tuan Kantoran menjadi salah satu band Punk yang segar.
Tak butuh waktu lama untuk unit punk rock veteran Unisex kembali 'memanaskan mesin'. Raungan gitar, ketukan cepat drum, suara bass berat dan karakter dua vokalnya membuat suasana bergemuruh.
21 tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk Unisex tetap berdiri. Kemunculannya kali ini memberikan pesan bahwa akan banyak karya yang bakal diluncurkan. Yang jelas semangat, optimisme dan menyenangkan masih menjadi karakter band asal Jakarta ini.
Edo Margorevan dan Andika Patria kembali ke skena musik bawah tanah. Kali ini keduanya membentuk band The Ayayay, tahun 2020.
Keduanya bukanlah nama asing di skena musik indie Tanah Air karena mereka telah berkecimpung sejak masih remaja. Edo dan Andika sebelumnya membentuk band Brown Sugar di circa 90-an.
Di tahun 2121, keduanya merilis singel bertajuk MILF, yang dirilis dalam kompilasi ‘Young Offender Compilation Vol 1’ dibawah label Young Offender Records.
Beberapa waktu belakangan bisa dikatakan sebagai masa saat punk rock di Tanah Air berevolusi. Menjadi lebih riang dan jauh dari umpatan, serta makian.
Salah satu band tersebut adalah Tuan Kantoran. Band yang awalnya bernama pasukan penjaga pohon ini mencoba membius pendengar dengan punk yang lebih ceria.
Lewat syair dan nada, lagu-lagu Tuan Kantoran menjadi lebih mudah untuk ditermahkan. Ditambah penampilan panggung yang energik, Tuan Kantoran menjadi salah satu band Punk yang segar.
Unit pop punk asal Cibinong, Bogor yang terbentuk ditahun 2006 ini memiliki berbagai cerita menarik. Salah satunya yaitu saat band asal Bogor ini menerjemahkan semangat Do It Your Self (DIY).
Hidden Message tak berhenti berkarya kendati tak memiliki finansial yang memadai. Bahkan mereka berani merilis Full Album bertajuk “Pesan Tersembunyi” dirilis pada tahun 2015.
Untuk membiayai proses rekaman, ternyata Hidden Message harus berutang kepada kantor tempat Nawi (vokal dan gitar) bekerja. Untuk melunasinya, uang diambil dari bayaran saat manggung.
Sebanyak 12 lagu pada album “Pesan Tersembunyi” pun menjadi hits. Seperti track yang berjudul “Rasa Ini Takkan Pernah Mati”, “Awal Yang Baik”, “Saat Ini Atau Nanti”, dan “Teman Sampai Akhir”.
Respon positif pun diraih Hidden Message dan hingga saat ini tetap melaju.
Band asal Ibukota yang satu ini turut membentuk kultur street punk di Tanah Air. Terbentuk sejak 1996, The Sabotage awalnya adalah band 'rumahan'. Bahkan awal kemunculannya di Poster Cafe, The Sabotage masih meng-cover lagu-lagu bernuansa punk rock.
Seiring waktu, The Sabotage yang memilih konsisten di street punk, sukses merilis beberapa album, seperti: There No Good Side of War “Split Single” with Dickhead (D-Beat HC/Punk Jakarta pioner - 2000), Anarchy Still Alive (LP - 2001) , Jakarta Chaos City “Demo Version” (2003), Give Us a Freedom (EP - 2006) dan Unreleased Single “Free CD” (2013). Beberapa single mereka juga terlibat dalam beberapa kompilasi punk seperti Still One Still Proud Vol. 2 (1999) yang berhasil didistribusikan dengan skala internasional.
Pada 2016 The Sabotage juga sempat merilis album split dengan band punk street/Oi! Asal Denver, Amerika Serikat, The Bad Engrish. So, langsung saja dengarkan cerita Geboy - The Sabotage dengan Yudha 'Komeng" dalam Cek Sound episode ke 24 ini!
Kendati sudah 8 tahun tak bersama Rocket Rockers, namun Noor Al Kautsar a.k.a Ucay tak sepenuhnya melupakan. Buktinya, dua album Rocket Rockers kaset masih menemaninya di kantor. Selain itu banyak cerita menarik dari perjalanan Ucay bersama Rocket Rockers. Mulai dari perjuangan di skena bawah tanah sampai pemilihan diksi dalam bait lagu.
Keputusan pemerintah membatasi kerumunan untuk mencegah penularan covid-19, berdampak hampir keseluruh sektor. Salah satunya industri kreatif.
Bagi musisi dan pelaku musik tak ada jalan 'putar balik'. Berbagai strategi dipakai untuk tetap bisa berkarya.
Di hari musik nasional 9 Maret lalu, ivanka @greenslank , @thebrndls
@indonesia_ska_connection @aduyz (Majesty), @toiletsounds_official . Selain itu ada juga , Renhat @souljahmusik , @sengaujakartaofficial @steady_beatjakarta dll. Dan, dipandu sama @koms_dirtyrockin
bercerita soal bagaimana perjuangan mereka tak menyerah dan tetap bergelora.
Mau tahu lengkapnya, jangan sungkan bertamu ke podme.id di program ceksound untuk mendengarkan jurus-jurus ajaib dan luar biasa dari para musisi dan pelaku musik tetap bergerak di tengah pandemi.
Sengau salah satu band beraliran postgrunge/alternatif rock yang terbentuk di tahun 2018. Kendati band baru berusia 3 tahun, namun para personelnya diisi personel band lawas. HENDRIK (BLORONG) yogie (deadchromatic), azril (bigbutt), dan ari (bobrock)
Keempatnya sepakat membentuk band dengan nuasa sound 90s. Album perdananya harus tertunda lantaran badai pandemi yang belum kunjung mereda. Namun gerilya kreatifitasnya terus berjalan.
Single berjudul “Bersama Selamanya” yang dilepas 2020, menegaskan bahwa Buckskin Bugle belum habis. Band yang berdiri tahun 1997 ini kini memiliki formasi Tedi (bass/vokal), Zico (gitar/vokal), dan Dimas (drums). Single tersebut becerita soal keadaan buckskin bugle yang masih solid dan ingin tetap eksis.
Unit pop punk veteran ini memiliki sejarah panjang di pergerakan musik bawah tanah. Berawal dengan kecintaan yang sama yaitu memburu fashion di Cibadak Gudang Baju atau Cimol. Racikan musik yang 'memanjakan telinga' mengantarkan nama Buckskin Bugle melambung.
Buckskin Bugle pun berkesempatan menjadi band pembuka tour Not Available (band punk veteran German) dan supergroup punk dari USA, MXPX All Stars. Yaitu Mike Herrera (MXPX) Kris Roe (THE ATARIS) dan Chris Wilson.
Perjalanan 10 hari di Indonesia diabadikan Plauge of Happiness menjadi sebuah lagu berjudul Februari. Lagu sangat kental soal persahabatan antara Indonesia dan Malaysia. Lagu ini menceritakan bagaimana hangatnya persahabatan Indonesia dan Malaysia saat Plafie of Happiness menggelar rangkaian Tour dari Jakarta ke Surabaya. Tak hanya itu, Nas (Vokalis & gitar) bahkan menyebut banyak band ska Indonesia yang menginspirasi. Salah satunya noin bullet (Band Ska asal Bandung).
Plague of Happiness menjadi band pertama dalam tour cek sound di luar Indonesia. Plague of Happiness berdiri pada tahun 1999. Band yang mengusung aliran musik ska ini mempunyai sebuah album yang dirilis tahun 2007 bertajuk kawan. Selain itu Plague of Happiness juga telah mempunyai beberapa album kompilasi di beberapa negara seperti Norway, Bulgaria, dan Malaysia.
Plague of Happiness terdiri dari Nas (penyanyi dan gitar), Ipin (bass dan penyanyi latar), Atoi (trumpet), Azmal (saksofon tenor), Nausad (trombone), Arab (gitar), Pozy (dram), Kateq (trombone) dan Anip (trumpet).