Menteri Komdigi: DeepSeek Bawa Harapan Baru untuk Teknologi Indonesia

Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menyatakan bahwa kehadiran platform kecerdasan buatan (AI) DeepSeek yang dikembangkan di Cina sangat melegakan bagi Indonesia. Dalam sambutannya pada acara BeritaSatu Outlook di The Westin, Jakarta, Kamis (30/1), Meutya menjelaskan bahwa kehadiran DeepSeek menginspirasi langkah-langkah baru di sektor teknologi dengan pendekatan yang efisien.

"DeepSeek memberikan pelajaran berharga bahwa keberhasilan tidak selalu bergantung pada modal besar. Saya rasa ini adalah kabar baik untuk Indonesia," kata Meutya. Ia kemudian membandingkan biaya pengembangan DeepSeek sebesar USD 5,6 juta dengan pencatatan saham perdana Bukalapak yang mencapai USD 1,3 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam inovasi teknologi tidak selalu membutuhkan dana yang sangat besar.

DeepSeek sendiri dikenal karena biaya berlangganan yang jauh lebih murah dibandingkan layanan AI lainnya seperti ChatGPT dari OpenAI. Dengan biaya berlangganan hanya USD 0,5 atau sekitar Rp 8.116 per bulan, pilihan ini menjadikannya lebih terjangkau dibandingkan ChatGPT yang mencapai USD 20 atau sekitar Rp 324.620. Menurut Menteri Meutya, keberadaan platform seperti DeepSeek dapat mendorong efisiensi dan kontribusi dari startup di Indonesia.

Inovasi yang ditawarkan oleh DeepSeek terletak pada desain arsitektur AI yang disebut Mixture of Experts (MoE). Metode ini membagi tugas pemrosesan ke dalam model-model kecil yang disebut ‘experts’ dan menggabungkan hasilnya melalui mekanisme gating. Dengan cara kerja ini, DeepSeek mampu meningkatkan efisiensi dan akurasi tanpa harus mengaktifkan seluruh model pada setiap masukan.

Proses kerja MoE terdiri dari tiga langkah utama:

  1. Gating Network: Model kecil yang menentukan experts mana yang akan digunakan berdasarkan masukan.
  2. Experts: Model-model yang dilatih untuk menangani aspek tertentu dari data.
  3. Weighted Combination: Hasil dari experts yang dipilih digabungkan berdasarkan bobot yang ditetapkan oleh gating network.

Keunggulan dari penggunaan MoE mencakup:

  1. Efisiensi Komputasi: Hanya sebagian kecil dari model yang diaktifkan, sehingga lebih hemat resources.
  2. Scalability: Kemampuan menangani model kompleks dengan parameter yang besar tanpa signifikan meningkatkan biaya komputasi.
  3. Spesialisasi: Masing-masing expert dapat dilatih untuk tugas spesifik, meningkatkan akurasi dan kinerja.

Sebagai informasi tambahan, DeepSeek dilatih dengan memanfaatkan 14,8 triliun informasi yang dikenal sebagai token. Token adalah bagian dari teks yang dapat berupa kata atau frasa yang digunakan untuk membantu pemahaman dan produksi bahasa. Berkat penggunaan kumpulan data yang besar ini, DeepSeek mampu memberikan hasil yang akurat dan relevan.

Waktu pelatihan DeepSeek juga tergolong efisien, dengan hanya memerlukan 2,788 juta jam waktu komputasi menggunakan GPU H800. Di sisi lain, pelatihan ChatGPT oleh OpenAI membutuhkan sumber daya yang sangat besar dan infrastruktur superkomputer yang disediakan oleh Microsoft Azure, yang berdampak pada biaya operasional yang tidak sedikit.

Melihat perkembangan ini, Menteri Meutya berharap bahwa Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat ekosistem teknologi dan inovasi. Keberadaan DeepSeek dan pendekatannya yang efisien menyediakan contoh nyata bahwa inovasi tidak selalu harus diiringi oleh alokasi dana yang besar. Ini adalah langkah penting dalam mendorong perusahaan rintisan dan startup teknologi lokal untuk lebih kreatif dan produktif di masa depan. Indonesia perlu terus menggali potensi yang ada dan beradaptasi dengan perubahan teknologi yang semakin cepat.

Exit mobile version