Paspor Indonesia Kalah dari Timor-Leste: Publik Gembor Malu!

Warganet Indonesia baru-baru ini tergugah untuk membandingkan kekuatan paspor Indonesia dengan paspor Timor Leste setelah sebuah unggahan di media sosial menyebutkan bahwa warga Timor Leste kini bisa melakukan perjalanan ke wilayah Schengen di Eropa tanpa memerlukan visa. Kejadian ini menimbulkan perasaan iri dan malu di kalangan publik Indonesia, yang masih harus melalui proses panjang untuk mendapatkan visa saat ingin bepergian ke negara-negara Eropa.

Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun X @govoes, tercatat bahwa warga Timor Leste dapat mengunjungi negara-negara Schengen selama maksimal 90 hari dalam periode 180 hari tanpa perlu visa. Hal ini jelas mencolok, mengingat Indonesia harus meminta izin lebih lama dan berliku untuk bisa melakukan perjalanan serupa. Salah satu pengguna media sosial mengungkapkan kekesalan, "Bikin malu juga. Ada teman sejawat dari Malaysia, dia sampai heran, kenapa WNI selalu repot ketika mau liburan," menegaskan perbandingan yang semakin terasa tajam.

Secara statistik, paspor Indonesia menempati peringkat 65 di dunia dalam hal kekuatan, sedangkan paspor Timor Leste berada di peringkat 50. Ini berarti, paspor Timor Leste memiliki akses bebas visa lebih banyak, yakni ke 96 negara, sementara paspor Indonesia hanya tercatat untuk 73 negara. Perbedaan ini menjadi sorotan publik, mengingat sejarah kedua negara yang terkait erat; Timor Leste dulunya adalah bagian dari Indonesia yang sekarang menjadi negara mandiri.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peringkat paspor di dunia, di antaranya adalah:

  1. Stabilitas politik: Negara-negara dengan stabilitas politik yang baik cenderung memiliki paspor yang lebih kuat.
  2. Keamanan: Tingkat keamanan suatu negara juga menjadi pertimbangan dalam akses bebas visa.
  3. Hubungan diplomatik: Semakin kuat hubungan diplomatik suatu negara dengan negara lain, semakin tinggi pula akses yang diberikan.
  4. Kondisi ekonomi: Negara dengan ekonomi yang stabil dan kuat bisa mendapatkan pengakuan lebih baik dalam hal kekuatan paspor.
  5. Faktor geografis: Pengaruh geografi juga memainkan peran penting; misalnya, anggota Uni Eropa memiliki akses lebih baik karena adanya perjanjian Schengen.

Meski Indonesia memiliki populasi yang besar dan kaya sumber daya, stabilitas politik dan hubungan internasional yang kurang kuat dapat menjelaskan mengapa paspor Indonesia tergolong lemah di mata dunia. Ada kekhawatiran bahwa banyaknya warga Indonesia yang berasal dari kalangan menengah ke bawah dapat menyebabkan negara menganggap mereka berisiko tinggi untuk menetap secara ilegal di luar negeri.

Di sisi lain, Timor Leste yang merupakan negara kecil, didukung dalam pengakuannya oleh berbagai negara untuk memberikan keleluasaan bagi warganya berpergian. Hal ini memberi keuntungan tersendiri bagi mereka dibandingkan dengan Indonesia.

Kesimpulan dari situasi ini adalah adanya kesadaran yang semakin meningkat di kalangan masyarakat mengenai kekuatan paspor dan dampaknya terhadap kebebasan bergerak. Banyak yang merasa bahwa pemerintah perlu berupaya memperbaiki hubungan diplomatik dan stabilitas dalam negeri agar bisa mendongkrak level kekuatan paspor Indonesia ke tingkat yang lebih baik.

Dalam konteks global, fakta bahwa warga Timor Leste memiliki akses yang lebih baik daripada Indonesia menjadi tantangan bagi pemerintah. Hal ini mendorong banyak pihak untuk berharap adanya perbaikan dalam sistem dan hubungan internasional Indonesia untuk masa depan yang lebih baik dalam akses bepergian.

Exit mobile version