Paus Fransiskus saat ini berada dalam proses pemulihan setelah dirawat di rumah sakit selama lebih dari sebulan akibat pneumonia ganda. Saat berbicara dengan wartawan, Kardinal Victor Manuel Fernandez menjelaskan bahwa Paus, yang kini berusia 88 tahun, mengalami kesulitan dalam berbicara setelah menggunakan terapi oksigen aliran tinggi selama lebih dari tiga minggu. Meskipun kondisinya secara keseluruhan stabil, Paus harus belajar kembali cara berbicara dengan lancar.
Kardinal Fernandez menegaskan bahwa meskipun ada spekulasi mengenai kemungkinan pensiun Paus, kondisi fisik Paus tidak mengharuskannya untuk mengambil keputusan tersebut. “Paus dalam keadaan sangat baik. Namun, oksigen aliran tinggi yang ia terima mengeringkan tenggorokannya, dan ini membuatnya perlu beradaptasi kembali untuk berbicara,” ungkapnya dalam sebuah presentasi mengenai karya terbaru Paus Fransiskus.
Paus dirawat di rumah sakit selama lima minggu karena pneumonia yang mempengaruhi kedua paru-parunya. Selama masa perawatan tersebut, hanya ada satu rekaman suara Paus yang dipublikasikan, yang direkam pada tanggal 6 Maret. Dalam rekaman tersebut, suara Paus terdengar pecah dan ia menghadapi kesulitan untuk bernapas serta berbicara. Namun, laporan terbaru dari Vatikan menunjukkan bahwa kondisinya mulai membaik, terutama dalam hal pernapasan dan mobilitas.
Kondisi Paus yang semakin baik juga berarti bahwa ia tidak lagi memerlukan ventilator untuk pernapasannya. Namun, ia masih menerima oksigen melalui selang kecil di bawah hidungnya. Kendati demikian, belum ada informasi resmi mengenai kapan Paus akan kembali ke Vatikan. Kardinal Fernandez menyatakan, “Dokter ingin memastikan bahwa Paus sepenuhnya pulih sebelum kembali. Kami masih menunggu keputusan akhir mengenai waktu kepulangannya.”
Selama dua tahun terakhir, Paus Fransiskus telah mengalami beberapa masalah kesehatan yang membuatnya rentan terhadap infeksi paru-paru. Ia pernah mengidap radang selaput dada ketika muda, dan pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya. Dengan latar belakang kesehatan tersebut, setiap infeksi yang dideritanya menjadi perhatian serius. Para dokter selalu memantau kondisi kesehatannya dengan cermat dan memastikan bahwa ia mendapatkan perawatan terbaik.
Sementara itu, Paus tetap berkomitmen untuk menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik. Setelah pulih, ia berencana untuk kembali melaksanakan rutinitasnya, termasuk misa yang menjadi bagian penting dari tugasnya. Kardinal Fernandez menegaskan, “Paus ingin sepenuhnya mengabdikan diri untuk masyarakat dan gereja. Dia melihat ini sebagai panggilan dan tanggung jawabnya.”
Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai dan peduli terhadap orang lain. Dalam segala situasi, dia berusaha untuk memberikan inspirasi dan dorongan kepada umat Katolik di seluruh dunia. Dengan semangat pelayanannya, Paus berharap dapat kembali berinteraksi dengan orang-orang yang datang kepadanya, menyampaikan pesan damai dan harapan.
Dalam konteks perayaan Paskah yang akan datang, yang jatuh pada tanggal 20 April, harapan publik adalah agar Paus dapat kembali sehat dan menjalankan misa Paskah dengan baik. Masyarakat dunia, terutama umat Katolik, tentu akan sangat merindukan kehadirannya. Momen ini tidak hanya berarti bagi Paus sendiri, tetapi juga bagi jutaan orang yang menganggapnya sebagai figur yang membawa harapan dan cinta.
Paus Fransiskus, meskipun dalam masa pemulihan, terus menjadi simbol ketahanan dan dedikasi yang kuat. Proses belajar berbicara kembali setelah masa perawatan ini menunjukkan tekadnya untuk terus melayani dan menyebarkan pesan kasih kepada umat manusia, tanpa menghiraukan tantangan kesehatan yang dihadapinya.