JAKARTA – Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap menunjukkan performa yang positif meskipun kondisi ekonomi menghadapi berbagai tantangan. Direktur Utama Bank BTN, Nixon L.P Napitupulu, mengungkapkan bahwa meski tantangan likuiditas dan daya beli konsumen mengemuka, permintaan terhadap KPR tidak pernah surut. Hal ini menandakan bahwa keinginan masyarakat untuk memiliki rumah masih sangat tinggi, bahkan menjadi prioritas utama.
“Memiliki rumah merupakan impian semua orang dan selalu menjadi prioritas. Sebagai bank yang mendapat mandat khusus di sektor ini, tentu kami harus mampu menyediakan akses pembiayaan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memiliki rumah, apapun situasinya,” tegas Nixon. Pernyataan ini menunjukkan komitmen BTN dalam mendukung program pemerintah untuk menekan backlog perumahan di Indonesia.
Strategi yang diambil BTN di tengah situasi ekonomi yang menantang adalah dengan tetap melakukan ekspansi. Hal ini bertujuan untuk mempercepat penyediaan hunian layak bagi masyarakat. Menurut Nixon, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa kredit yang disalurkan berkualitas tinggi dalam proses yang lebih cepat dan efisien. Dalam konteks ini, BTN memadukan fungsi bisnis dan sosial untuk memastikan akses terhadap KPR tetap terjaga.
Selanjutnya, Nixon menekankan pentingnya transformasi digital dalam meningkatkan kinerja bisnis BTN. Peluncuran aplikasi super Bale dan BTN Digital Store diharapkan dapat membantu memperbaiki akses dan kualitas pelayanan bagi nasabah. “Transformasi digital menjadi game changer bagi kami. Kami berupaya menjangkau segmen pasar yang lebih luas dengan penawaran produk KPR non subsidi serta high yield loan,” ujar Nixon. Upaya tersebut sejalan dengan tren di mana masyarakat semakin beralih ke produk keuangan berbasis digital.
Dalam laporan kinerja terbaru, BTN mencatat pendapatan bunga sebesar Rp2,36 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp102 miliar. Di tengah tantangan global, BTN berhasil meningkatkan penyaluran kredit, mencatatkan Rp356,99 triliun pada akhir Januari 2025, naik 7,1% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat yang terus meningkat terhadap BTN.
Berikut data penting dari kinerja BTN dalam penyaluran kredit:
- Pendapatan Bunga: Rp2,36 triliun.
- Beban Bunga: Rp1,5 triliun.
- Laba Bersih: Rp102 miliar.
- Penyaluran Kredit: Rp356,99 triliun (naik 7,1% yoy).
- Pembiayaan Syariah: Rp44,5 triliun (melonjak 18% yoy).
- Dana Pihak Ketiga (DPK): Rp374 triliun (tumbuh 8,7% yoy).
Masyarakat juga menunjukkan minat yang besar terhadap produk KPR syariah, yang mengalami pertumbuhan double digit yang signifikan. Hal ini menjadi signal positif bagi BTN Syariah, yang tengah dalam proses spin-off menjadi bank umum syariah.
BTN menghadapi tantangan dari meningkatnya biaya likuiditas, tetapi mereka berhasil melanjutkan pertumbuhan dengan melakukan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), yang meningkat 27,56% yoy. Pertumbuhan ini akan memberikan ruang yang lebih besar bagi BTN untuk beroperasi dengan nyaman di pasar yang penuh tantangan saat ini.
Dalam menjalankan misinya, BTN terus berupaya agar masyarakat Indonesia memiliki akses yang lebih baik kepada perumahan yang layak. Meskipun banyak tantangan di luar sana, pengajuan KPR tetap tidak lesu, menjadikan BTN sebagai salah satu pilar utama dalam membantu masyarakat mewujudkan impian memiliki rumah.