Kecepatan internet Indonesia masih menjadi sorotan karena tertinggal dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan laporan terkini dari Ookla melalui Speedtest Global Index, Indonesia menempati peringkat ke-86 untuk kategori internet mobile di antara 110 negara, dengan kecepatan rata-rata 28,80 Mbps. Hal ini membuat Indonesia berada di urutan buncit dalam lingkup ASEAN, setelah Kamboja yang kini telah melaju ke atas dengan kecepatan 32,27 Mbps.
Dalam perbandingan kecepatan internet mobile, peringkat negara-negara di Asia Tenggara terlihat mencolok. Singapura memimpin dengan kecepatan luar biasa sebanyak 129,13 Mbps dan diikuti oleh Malaysia sebesar 105,36 Mbps. Berikut adalah daftar peringkat kecepatan internet mobile di negara-negara ASEAN:
1. Singapura: 129,13 Mbps (peringkat 15 dunia)
2. Malaysia: 105,36 Mbps (peringkat 20 dunia)
3. Vietnam: 86,96 Mbps (peringkat 37 dunia)
4. Thailand: 65,47 Mbps (peringkat 46 dunia)
5. Laos: 36,64 Mbps (peringkat 75 dunia)
6. Filipina: 36,36 Mbps (peringkat 77 dunia)
7. Kamboja: 32,27 Mbps (peringkat 82 dunia)
8. Indonesia: 28,80 Mbps (peringkat 86 dunia)
Perbandingan tidak berhenti pada koneksi mobile. Dalam kategori internet fixed broadband, Indonesia juga tidak menunjukkan performa lebih baik. Negara ini berada di peringkat ke-121 dari 154 negara, turun tiga peringkat dibandingkan bulan sebelumnya, hanya unggul dari Myanmar. Kecepatan internet fixed broadband Indonesia tercatat 32,07 Mbps, jauh di belakang Singapura yang tercepat dengan 330,98 Mbps. Berikut adalah peringkat kecepatan internet fixed broadband di ASEAN:
1. Singapura: 330,98 Mbps (peringkat 1 dunia)
2. Thailand: 235,86 Mbps (peringkat 12 dunia)
3. Vietnam: 159,32 Mbps (peringkat 35 dunia)
4. Malaysia: 118,63 Mbps (peringkat 45 dunia)
5. Filipina: 93,76 Mbps (peringkat 58 dunia)
6. Brunei Darussalam: 76,60 Mbps (peringkat 83 dunia)
7. Kamboja: 46,14 Mbps (peringkat 108 dunia)
8. Laos: 40,06 Mbps (peringkat 114 dunia)
9. Indonesia: 32,07 Mbps (peringkat 121 dunia)
10. Myanmar: 28,94 Mbps (peringkat 124 dunia)
Dengan data yang menunjukkan ketertinggalan ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bertekad untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan internet di Indonesia. Dalam upaya mendukung pengembangan jaringan internet yang lebih cepat, Komdigi berencana untuk melakukan lelang frekuensi 1,4 GHz pada kuartal pertama tahun 2025. Frekuensi ini akan digunakan untuk keperluan broadband wireless access (BWA), diharapkan dapat meningkatkan akses ke internet cepat dengan kualitas yang terjaga.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, mengekspresikan harapan bahwa setelah lelang, tarif internet dapat ditawarkan di kisaran Rp 100.000 hingga Rp 150.000 dengan kecepatan minimal 100 Mbps. Langkah ini terlihat sebagai satu cara untuk meningkatkan fasilitas internet di Indonesia sekaligus memberikan layanan yang lebih terjangkau untuk masyarakat.
Di samping itu, pemerintah juga menargetkan lelang untuk tiga spektrum frekuensi lainnya, yaitu 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz, guna memperkuat akses internet yang lebih merata di seluruh penjuru nusantara. Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, diharapkan kecepatan internet di Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara tetangga dan memenuhi kebutuhan digital masyarakat yang terus berkembang.