Perum Bulog Siap Serap 3 Juta Ton Beras Demi Kebutuhan Nasional!

Perum Bulog telah merencanakan strategi yang matang untuk menyerap 3 juta ton beras guna memenuhi kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) di seluruh Indonesia. Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, mengungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR yang berlangsung pada 4 Februari 2025 bahwa langkah-langkah konkret sudah disiapkan untuk mencapai target tersebut.

Upaya penyerapan beras ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan pasokan beras secara nasional dengan memaksimalkan hasil panen petani, terutama selama masa panen utama. Wahyu menjelaskan bahwa pengadaan dilakukan berdasarkan potensi pangan yang terdapat di setiap wilayah kerja atau kantor wilayah Perum Bulog.

Berikut beberapa strategi utama yang akan diterapkan oleh Perum Bulog untuk mendukung penyerapan beras:

  1. Sinergi Pengadaan: Perum Bulog akan membangun kolaborasi antara kantor wilayah, kantor cabang, dengan petani dan kelompok tani. Kemitraan dengan berbagai asosiasi terkait juga akan dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi pengadaan.

  2. Pembentukan Posko Pengadaan: Untuk memperkuat koordinasi, Bulog akan mendirikan posko pengadaan di setiap kantor wilayah dan kantor cabang. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pengambilan keputusan dan respons terhadap kebutuhan di lapangan.

  3. Tim Jemput Gabah: Bulog juga telah melibatkan tim jemput gabah yang bekerja sama dengan liaison officer untuk mempercepat proses penyerapan hasil panen. Dengan adanya dukungan dari TNI dan Polri, diharapkan penyerapan gabah dapat dilakukan dengan lebih efektif.

  4. Sistem Monitoring Harian: Seluruh proses pengadaan akan dilengkapi dengan sistem pemantauan harian agar kendala dalam penyerapan dapat segera teratasi dan pengumpulan gabah serta beras berjalan optimal.

  5. Pembelian Gabah Kering Panen (GKP): Sebagai bagian dari strategi pengadaan, Bulog akan membeli GKP yang kemudian diolah menjadi beras di sentra pengolahan padi, sesuai harga pembelian pemerintah (HPP). Proses ini melibatkan Poktan dan Gapoktan yang akan mengirimkan GKP ke mitra maklun.

  6. Infrastruktur Penggilingan: Bulog mempunyai total kapasitas penggilingan resmi mencapai 751 ribu ton per bulan. Selama masa tanam pertama, potensi pengadaan GKP diperkirakan sekitar 675 ribu ton.

  7. Kemitraan dengan Mitra Penggilingan Padi (MPP): Pengadaan beras juga akan dilakukan melalui 1.294 mitra aktif yang terdaftar, dengan harga pembelian sebesar Rp12.000 per kilogram. Mitra ini akan melakukan pembelian GKP dari petani, sesuai dengan ketentuan Badan Pangan Nasional.

Wahyu menambahkan, untuk mempermudah akses dalam pengadaan, akan dipasang spanduk di sekitar mitra maklun sebagai pusat pembelian GKP. Selain itu, komitmen pengadaan dan pemenuhan dokumen pendukung lainnya juga menjadi fokus dalam strategi pendukung yang akan diterapkan.

Dengan adanya berbagai langkah strategis ini, Perum Bulog optimis dapat mencapai target 3 juta ton beras untuk cadangan pemerintah, sembari tetap memperhatikan kesejahteraan petani. Bulog berkomitmen untuk menghadirkan solusi efektif demi menjaga stabilitas pangan nasional, sekaligus memastikan bahwa kebutuhan beras di masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.

Exit mobile version