Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan untuk memproduksi wadah atau tray program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara lokal, menggantikan penggunaan produk impor yang selama ini ada di dapur-dapur program tersebut. Instruksi ini disampaikan oleh Luhut setelah pertemuan di Istana Kepresidenan pada Rabu (19/3/2024) bersama para menteri dan anggota DEN.
Dalam pertemuan tersebut, Luhut menjelaskan bahwa upaya ini bertujuan untuk memperkuat industri lokal sekaligus meningkatkan pengawasan terhadap program yang bertujuan memberikan makanan bergizi gratis kepada masyarakat, terutama bagi ibu hamil dan balita. “Jadi, setelah Prof. Arif melakukan studi dan tim melihat ke bawah, kami sepakat dengan Bappenas dan Badan Gizi untuk bersama-sama melakukan pengawasan. Semua wadah untuk program ini tidak boleh diimpor, harus diproduksi lokal,” ujar Luhut.
Program MBG bertujuan untuk memberikan akses makanan bergizi kepada lebih banyak masyarakat, dan mendukung perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan kerja baru. Dalam kajian yang disampaikan oleh DEN, program ini diprediksi bisa menciptakan hingga 1,9 juta lapangan kerja dan menekan angka kemiskinan sebesar 5,8%. Hal ini menunjukkan dampak program yang positif tidak hanya untuk kesehatan masyarakat tetapi juga untuk ekonomi domestik.
Hingga saat ini, realisasi anggaran untuk program MBG telah mencapai Rp710,5 miliar, dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 2.053.248 orang. Program ini memiliki pagu anggaran yang cukup besar, yaitu Rp71 triliun, dengan target penerima manfaat mencapai 17,9 juta orang. Kelompok sasaran utama program ini terdiri dari 15,5 juta anak sekolah dan 2,4 juta ibu hamil.
Rincian penerima manfaat program MBG per 12 Maret 2025 meliputi:
– Anak Pra-SD: 111.127 orang
– Santri di Pondok Pesantren: 10.681 orang
– Siswa SD/MI: 912.023 orang
– Siswa SLB: 4.548 orang
– Siswa SMP/MTs: 578.465 orang
– Siswa SMA/MA/SMK: 424.145 orang
– Ibu Menyusui: 2.613 orang
– Balita: 7.811 orang
– Ibu Hamil: 1.835 orang
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap realisasi anggaran ini dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi Maret 2025. Ia menjelaskan, dengan adanya program yang berdampak langsung kepada masyarakat, pemerintah berkomitmen untuk terus menjalankan program ini dengan baik dan meningkatkan efektivitasnya agar lebih banyak lagi masyarakat yang terbantu.
Dengan permintaan Presiden Prabowo untuk memproduksi wadah makan secara lokal, diharapkan tidak hanya mendukung kesehatan dan gizi masyarakat, tetapi juga menggerakkan sektor industri dalam negeri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memanfaatkan potensi sumber daya lokal dan mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri.
Program Makan Bergizi Gratis ini diharapkan dapat menjadi solusi konkrit bagi masalah gizi masyarakat, terutama di kalangan ibu hamil dan anak-anak. Dengan dukungan yang tepat dan implementasi yang baik, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat Indonesia, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi lokal menuju kemandirian dan kesejahteraan yang lebih baik.