Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menarik perhatian publik dengan momen buka puasa bersama keluarga, tepatnya mantan istrinya, Titiek Soeharto, dan anak semata wayang mereka, Didit Hediprasetyo. Momen hangat ini diunggah Prabowo melalui akun media sosial Instagram-nya, menampilkan suasana akrab yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang. Namun, tak hanya momen kebersamaan yang menjadi sorotan, tetapi juga menu yang tersaji di meja makan yang dipenuhi berbagai hidangan.
Dalam unggahannya, Prabowo menampilkan dua foto menggambarkan ketiganya duduk bersama di meja panjang yang dibanjiri beragam makanan. Pada salah satu foto, Prabowo terlihat duduk sendiri, sementara Titiek dan Didit duduk bersebelahan. Caption singkat yang ia tulis, “Selamat berbuka puasa,” mencerminkan suasana kebersamaan yang ingin ia bagikan kepada para pengikutnya.
Momen ini segera mendapatkan respons positif dari netizen, banyak di antaranya berkomentar tentang kebahagiaan yang terpancar dari foto tersebut. Beberapa pengguna menyuarakan harapan agar Prabowo dan Titiek bisa kembali bersama, mengingat keduanya telah bercerai pada tahun 1998 setelah mengarungi bahtera rumah tangga selama 15 tahun. Misalnya, salah satu netizen berkomentar, “Pak Prabowo bukber bareng keluarga tercinta,” menekankan kebahagiaan dalam berkumpulnya keluarga.
Namun, tidak semua komentar berfokus pada aspek emosional. Beberapa netizen menunjukkan kritik konstruktif terkait situasi yang lebih luas, mengingat tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Salah satu komentar menyebutkan, “Yang di frame foto bertiga. Tapi tempat makan minumnya yang di atas meja lebih dari tiga, terlihat mubajir. Inget efisiensi, Pak.” Ini menunjukkan bahwa beberapa orang mengharapkan perhatian dari Prabowo terhadap kondisi sosial dan ekonomi yang dialami oleh masyarakat Indonesia, di mana masih banyak keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok.
Kritik dan harapan ini menyoroti bahwa selama ini, sosok Prabowo memang dikenal sebagai tokoh yang memiliki dampak signifikan dalam politik Indonesia. Terlebih, menjelang Pilpres 2024, dinamika hubungan Prabowo dan publik sangat penting untuk diperhatikan. Dari banyak komentar, ada juga yang mengingatkan agar Prabowo lebih sering berinteraksi dengan masyarakat, terutama dengan mereka yang membuat kehidupannya sehari-hari menjadi tantangan. “Pak sesekali buka puasa bareng masyarakat di jalan, pak! Masyarakat yang betul-betul susah agar masyarakat merasakan sosok pemimpin,” tulis seorang netizen.
Menu buka puasa yang terhidang dalam momen tersebut juga menjadi sorotan tersendiri. Beragam hidangan yang terlihat lezat menggoda selera, tetapi menjadi bahan diskusi karena kontras dengan kenyataan yang dihadapi oleh sebagian rakyat Indonesia. Diskusi ini mengungkapkan harapan publik agar para pemimpin dapat lebih peka terhadap kondisi yang ada, misalnya menawarkan lebih banyak bantuan sosial dan menciptakan kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo memiliki kesempatan untuk memperkuat posisinya di mata publik dengan menunjukkan perhatian lebih kepada masyarakat yang lebih luas, terutama menjelang masa-masa penting dalam politik. Momen buka puasa bersama ini, meskipun sederhana, bisa menjadi simbol penting dalam menegaskan kembali komitmen Prabowo untuk memperhatikan rakyatnya.
Dengan menjadikan momen tersebut sebagai pesan moral, diharapkan akan ada perubahan dalam cara pandang pemimpin terhadap kebutuhan masyarakat, serta dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk menjaga solidaritas, baik di dalam keluarga maupun kepada sesama. Di tengah kritik dan harapan yang datang, Prabowo dan Titiek Soeharto tetap menampilkan momen makna berbuka puasa yang penuh kasih, sekaligus menciptakan dialog penting di antara publik dan pemimpinnya.