Riyadh, Podme.id – Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, melaksanakan kunjungan resmi pertamanya ke Arab Saudi pada Minggu, 2 Februari 2025. Ini menjadi momen bersejarah bagi Sharaa setelah dia dilantik sebagai presiden sementara, menandai langkah penting dalam hubungan bilateral antara Suriah dan Arab Saudi yang selama ini terganggu akibat konflik yang berkepanjangan di Suriah.
Setibanya di Riyadh, Sharaa disambut oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Asaad al-Shaibani, serta sejumlah pejabat kerajaan lainnya. Dalam pertemuan yang digelar, Sharaa mengungkapkan bahwa dia merasakan "keinginan tulus" dari pihak Arab Saudi untuk mendukung Suriah dalam upaya membangun kembali negara yang telah dilanda perang selama lebih dari satu dekade.
"Mohammed bin Salman (MBS) dan saya melakukan pertemuan panjang di mana kami merasakan komitmen untuk mendukung Suriah dalam menghadapi tantangan dan membangun masa depannya," ujar Sharaa, sebagaimana dilaporkan oleh Alarabiya. Pertemuan tersebut membahas beberapa aspek penting mengenai keamanan dan stabilitas Suriah yang bersahabat, serta cara-cara untuk memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Ada beberapa poin penting dari pertemuan tersebut yang perlu dicatat:
-
Dukungan Arab Saudi: Sharaa menegaskan bahwa Arab Saudi menunjukkan keinginan kuat untuk membantu Suriah, terutama dalam proses rekonstruksi dan pemulihan ekonomi yang terdampak oleh perang saudara.
-
Peran Saudi di Suriah: Menjelang pelantikan Sharaa, eksekutif asal Suriah ini mengungkapkan dalam sebuah wawancara sebelumnya bahwa Saudi memiliki peran penting di masa depan Suriah, memberikan harapan mengenai investasi besar-besaran yang dapat membantu memulihkan negara.
-
Latar Belakang Sharaa: Ahmad al-Sharaa sebelumnya memimpin kelompok yang menggulingkan pemerintahan Bashar al-Assad pada bulan Desember 2024, dan sejak itu dia menduduki kursi presiden sementara. Sharaa juga mengungkapkan bahwa dia memiliki hubungan pribadi dengan Arab Saudi, di mana keluarganya pernah tinggal.
-
Sanksi Internasional: Suriah saat ini mendesak pencabutan sanksi internasional yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi selama bertahun-tahun. Sanksi ini diberlakukan atas tuduhan sponsor terorisme dan ditingkatkan setelah tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah pada 2011.
- Investasi Masa Depan: Sharaa optimis bahwa Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya akan berperan dalam investasi untuk mendukung pembangunan Suriah ketika situasi keamanan di negara tersebut membaik.
Pertemuan Sharaa dengan MBS diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat hubungan antara Suriah dan Arab Saudi, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendukung stabilitas di kawasan Timur Tengah. Menyusul pertemuan tersebut, analis politik telah mengamati adanya peningkatan ketertarikan Saudi untuk berinvestasi di negara yang sebelumnya menjadi anggota Liga Arab, meskipun masih terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi.
Sikap terbuka Arab Saudi terhadap pemulihan Suriah mencerminkan perubahan pendekatan negara tersebut terhadap krisis yang telah berlangsung cukup lama di kawasan itu. Dengan dukungan dari negara-negara regional seperti Arab Saudi, harapan untuk rekonstruksi dan stabilitas di Suriah semakin menguat, meskipun tantangan ke depannya tetap besar.