Jordi Cruyff, putra dari legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff, resmi diperkenalkan sebagai penasihat teknis (technical advisor) Timnas Indonesia pada Selasa, 25 Februari 2025. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta. Di dalam acara tersebut, Erick menjelaskan harapannya akan kehadiran Jordi Cruyff untuk membantu mengembangkan sepak bola di tanah air. "Saat ini saya baru bisa mengumumkan figur yang sepertinya juga bisa meng-upgrade sepak bola kita," kata Erick.
Latar belakang sepak bola Jordi Cruyff sangat menjanjikan. Ia memulai kariernya di klub-klub besar Eropa seperti Ajax Amsterdam dan Barcelona. Selama bermain di Barcelona pada periode 1994 hingga 1996, ia berhasil tampil dalam 41 pertandingan Liga Spanyol dan mencetak 11 gol. Keberhasilan ini mengukuhkan posisinya sebagai pemain kunci dalam tim.
Selanjutnya, Jordi pindah ke Manchester United pada musim panas 1996. Meskipun harus berjuang dengan cedera, ia tetap berhasil menjadi bagian dari skuad yang meraih gelar Liga Primer 1996–1997. Setelah masa kurang bersinar di United, Jordi dipinjamkan ke Celta Vigo dan akhirnya bergabung dengan Deportivo Alaves. Di Alaves, ia mengukir kenangan manis dengan membawa timnya mencapai final Piala UEFA 2001, meskipun harus menerima kekalahan menyakitkan dari Liverpool dengan skor 4-5.
Setelah pensiun dari dunia bermain pada tahun 2010, Jordi Cruyff tidak meninggalkan sepak bola. Ia memulai karier manajerial dengan menjabat sebagai direktur olahraga Maccabi Tel Aviv dari 2012 hingga 2015, di mana ia berhasil memberikan kontribusi penting dalam perolehan gelar klub tersebut. Pada tahun 2017, Jordi ditunjuk sebagai pelatih kepala Maccabi Tel Aviv dan sukses meraih Toto Cup serta membawa tim finis di posisi kedua liga.
Perjalanan karier kepelatihan Jordi tidak berhenti di sana. Ia melatih juga di Tiongkok dengan Chongqing Dangdai Lifan dan Shenzhen. Pada tahun 2020, Jordi ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Ekuador, tetapi karena pandemi Covid-19, ia tidak bisa memimpin satu pertandingan pun sebelum akhirnya mengundurkan diri. Ia kembali ke Barcelona pada tahun 2021 sebagai penasihat olahraga, mendekatkannya kembali ke klub yang membesarkan namanya.
Jordi Cruyff bergabung dengan Timnas Indonesia dengan harapan dapat memberikan dampak positif dalam perbaikan dan perkembangan tim. Sebagai penasihat teknis, ia diharapkan mampu menyuntikkan pengalaman internasional dan pengetahuannya yang luas tentang permainan. Dalam mengoptimalkan perannya, berikut adalah beberapa poin penting dalam karir kepelatihannya:
- Valletta (2009-2010): Assisten Pelatih
- AEK Larnaca (2010-2012): Direktur Olahraga
- Maccabi Tel Aviv (2012-2017): Direktur Olahraga, Pelatih Interim, dan Pelatih Kepala
- Chongqing Dangdai Lifan (2018-2019): Pelatih Kepala
- Tim Nasional Ekuador (2020): Pelatih Kepala
- Shenzhen FC (2020-2021): Pelatih Kepala
- Barcelona (2021-2023): Penasihat Strategis dan Direktur Olahraga
- Timnas Indonesia (2025): Penasihat Teknis
Kehadiran Jordi Cruyff di Timnas Indonesia diharapkan dapat mengarahkan tim ke prestasi yang lebih tinggi di ajang regional maupun internasional. Dengan latar belakang yang kaya, baik sebagai pemain maupun pelatih, dia membawa harapan baru bagi para penggemar sepak bola di Indonesia, serta menjadi pendukung strategi yang lebih baik untuk masa depan timnas.