Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan ambisi besar untuk Timnas Indonesia dengan menargetkan peringkat 50 besar dalam ranking FIFA pada tahun 2045. Target ini bukan sekadar mimpi belaka, melainkan sebuah perhitungan matang berdasarkan data yang ada. Dalam sebuah diskusi di kanal YouTube The Haye Way, yang juga melibatkan Sekjen Federasi Sepak Bola Belanda, Gijs de Jong, Erick menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mencapai target tersebut.
“(Tahun) 2045, saya ingin menjadi 50 besar. 50 Besar (FIFA). Kalau dihitung-hitung dengan semua angka data yang kita punya, menurutku kita bisa masuk 50 besar,” ungkap Erick Thohir dengan optimisme. Dia juga menegaskan bahwa pencapaian ini bukan hanya soal generasi pemain berbakat, tetapi lebih pada komitmen jangka panjang yang perlu dibangun. “Ini seperti maraton. Ini bukan hanya lari cepat 100 meter,” tambahnya.
Erick mengambil contoh perkembangan sepak bola Jepang, yang berhasil membangun kekuatan dari akar rumput dan kini menduduki peringkat 15 dunia. “Kami ingin melakukan hal yang sama dengan Timnas Indonesia,” kata Erick. Dengan keragaman bakat yang dimiliki, termasuk pemain keturunan, ia yakin Tim Merah-Putih dapat terbang lebih tinggi dan bersaing di level internasional.
Lalu, bagaimana prospek pemain Timnas Indonesia untuk berkarir di liga-liga top dunia seperti Liga Inggris dan Serie A? Saat ini, untuk bisa bermain di Liga Inggris, terdapat ketentuan bahwa negara yang diwakili pemain harus memiliki peringkat minimal 70 besar FIFA dalam dua tahun terakhir. Sayangnya, Indonesia saat ini menempati peringkat yang tidak memadai, yaitu di posisi 146. Bahkan jika melihat performa dalam dua tahun terakhir, situasinya lebih memprihatinkan.
Namun, Erick tetap optimis bahwa jika program-program pengembangan bakat dan tim nasional berjalan dengan baik, peluang untuk melihat pemain-pemain Indonesia berkompetisi di liga-liga ternama dunia akan terbuka lebar. “Mimpi kami tentu Piala Dunia. Sayang sekali kita hanya tinggal satu laga tersisa untuk lolos ke Olimpiade 2024, tapi kami akan kembali berjuang untuk Olimpiade 2028,” jelasnya.
Sebagai langkah awal, PSSI akan fokus pada pembangunan tim dari usia muda, yakni U-17, untuk membentuk calon atlet berpotensi tinggi yang kelak bisa menjadi tulang punggung tim nasional. Melalui pembinaan yang terencana dan berkesinambungan, diharapkan Indonesia dapat melahirkan pemain-pemain yang tidak hanya bersinar di dalam negeri, tetapi juga mampu mengukir prestasi di pentas internasional.
Pengetahuan dan pengalaman dari pemain-pemain yang telah berkarir di luar negeri juga akan menjadi nilai tambah bagi pengembangan sepak bola Indonesia. Beberapa contoh pemain yang telah menembus liga-liga luar negeri seperti Sandy Walsh dan Thom Haye dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda. “Hal ini penting untuk membuka wawasan pemain muda tentang bagaimana standar internasional dalam sepak bola,” tambah Erick.
Dengan visi dan misi yang jelas, PSSI bertekad untuk melangkah ke arah yang lebih baik. Dalam waktu dekat ini, para pendukung dan pencinta sepak bola Indonesia diharapkan dapat melihat perubahan positif yang terjadi dalam timnas, sekaligus memasuki era baru sepak bola Indonesia dengan harapan dapat berkompetisi di dunia internasional dengan lebih percaya diri.