Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani dan mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri baru saja tiba di Roma, Italia, pada Jumat malam (31/1/2025). Keduanya diundang oleh Paus Fransiskus untuk menghadiri acara World Leaders Summit on Children’s Rights pada 3 Februari mendatang. Acara ini dilaksanakan di Istana Apostolik, Aula Konsistori, dan bertujuan untuk membahas isu-isu hak anak yang krusial di seluruh dunia.
Puan mengungkapkan, kehadirannya sebagai perwakilan Indonesia adalah untuk memenuhi undangan Paus dalam dialog antar negara tentang hak anak. Dalam keterangan resminya, Puan menekankan pentingnya acara ini dalam menghadapi tantangan serius yang dihadapi oleh anak-anak di berbagai belahan dunia. “Tema konferensi ini sangat sesuai dengan situasi nyata di lapangan. Karena anak-anak di seluruh dunia terus menghadapi ancaman serius terhadap hak-hak mereka,” ujar Puan.
World Leaders Summit ini bertema “Let’s Love and Protect Them,” dan akan mempertemukan para pemimpin negara, pejabat tinggi, serta advokat global yang peduli terhadap hak anak. Pertemuan ini memberikan platform bagi para tokoh dunia untuk berdialog serta melakukan tindakan konkret untuk melindungi hak dan kesejahteraan anak-anak.
Isu-isu yang akan diangkat dalam KTT ini sangat relevan dengan tantangan global yang dihadapi anak-anak, termasuk:
- Kelaparan: Banyak anak di seluruh dunia mengalami kekurangan gizi.
- Kemiskinan: Situasi ekonomis yang sulit berdampak langsung pada kesejahteraan anak.
- Ketidaksetaraan: Anak-anak di daerah terpinggirkan sering kali tidak mendapatkan akses yang sama dalam pendidikan dan layanan kesehatan.
- Kekerasan dan Eksploitasi: Banyak anak menjadi korban kekerasan, baik di lingkungan rumah maupun masyarakat.
- Perang dan Konflik: Anak-anak sering kali menjadi korban dalam situasi perang, kehilangan keluarga, dan rumah.
- Perusakan Alam: Perubahan iklim yang terus berlangsung menciptakan risiko besar bagi kehidupan anak-anak di masa mendatang.
Puan juga menunjukkan dukungan penuh terhadap inisiatif KTT ini dan menekankan bahwa pertemuan tersebut sejalan dengan upaya DPR dalam mewujudkan hak-hak anak di Indonesia. Sebagai langkah konkret, DPR telah menyahkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan (KIA). “Indonesia punya UU KIA sebagai langkah awal, semoga kita bisa saling belajar untuk membawa kebaikan bagi anak-anak di negara masing-masing,” ucap Puan.
Pertemuan ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga mendorong kolaborasi antarnegara untuk menciptakan undang-undang yang lebih baik demi perlindungan hak anak. Puan percaya, KTT ini bisa menjadi momentum untuk mempromosikan kesejahteraan anak di semua negara, termasuk Indonesia, yang memiliki tantangan serupa.
Dalam konteks global, KTT ini akan berlangsung bersamaan dengan peringatan Hari Anak Sedunia (World Children’s Day/WCD) yang pertama kali diadakan di Vatikan pada Mei 2024 dan WCD kedua yang direncanakan pada September 2026. Pertemuan ini tidak hanya mengajak para pemimpin untuk berdiskusi, tetapi juga menggugah kesadaran akan perlunya tindakan nyata untuk melindungi generasi penerus.
Dengan demikian, World Leaders Summit ini menjadi indikator nyata dari komitmen global terhadap perlindungan hak anak. Puan Maharani berharap kontribusi Indonesia di forum ini dapat membawa pemahaman dan langkah-langkah baru untuk memastikan hak-hak anak diakomodir dan dilindungi dengan baik, baik di tingkat nasional maupun internasional.